IMF: Ekonomi China Rentan Terguncang

logo IMF
Sumber :
  • Dok IMF

VIVA.co.id – Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan, ekonomi China pada tahun lalu tumbuh dengan kecepatan paling lambat dalam seperempat abad. 

Dilansir DW, Rabu 15 Juni 2016, negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu pertumbuhan ekonominya telah berubah menjadi lebih ringan, karena adanya dukungan kebijakan baru-baru ini.

Pertumbuhan ekonomi China pada 2017, diperkirakan hanya tumbuh sekitar enam persen. China menghadapi penurunan permintaan dari dalam dan luar negeri. Dalam prospek jangka menengah lebih disebabkan, karena meningkatnya permintaan kredit, kelebihan kapasitas struktural, dan sektor keuangan yang rentan.

Wakil Direktur Pertama IMF, David Lipton mengatakan, pada akhir kunjungannya ke Bijing, dia menyimpulkan bahwa China harus mengatasi kerentanan ekonomi tersebut dengan menerapkan kebijakan yang pro aktif dan komprehensif di sejumlah sektor.

"Utang sejumlah perusahaan meskipun dikelola, tetapi tinggi dan terus meningkat," ungkap Lipton.

Dia menuturkan masalah tersebut penting untuk diselesaikan, agar tidak menjadi masalah serius di masa depan. Untuk itu, perlu memecahkan masalah keterbatasan anggaran pada perusahaan milik negara, serta merestrukturisasi, atau melikuidasi perusahaan-perusahaan yang keuangannya lemah. Biaya sosial yang terkait juga harus ditanggung oleh negara.

***

Reformasi keuangan

Dalam laporannya, IMF menyoroti kebutuhan untuk menyeimbangkan antara pendapatan dan pengeluaran pemerintah, memperluas jaminan sosial, menerapkan Undang-undang anggaran baru, dan membuat sistem pajak yang lebih progresif.

IMF menyarankan untuk membuat pajak pada batu bara, atau karbon dioksida yang secara signifikan akan mengurangi masalah polusi udara yang serius di China, dan bisa mencegah kematian prmatur sebanyak empat hingga lima juta kehamilan pada 2030.

Selain reformasi keuangan, China juga disarankan untuk menjaga risiko pertumbuhan sistem keuangan yang semakin kompleks dengan meningkatkan koordinasi antara regulator dan pasar, dan memperkuat pendanaan ketahanan antara bank dan lembaga keuangan lainnya. (asp)