14-6-1981: Pesawat Dibajak, Pelakunya Diburu Hingga Saat Ini

Pesawat Trans World Airlines (TWA) 847 yang menjadi korban pembajakan.
Sumber :
  • Wikipedia.

VIVA.co.id – Hari ini 31 tahun yang lalu, sebuah penerbangan dibajak. Pembajakan ini akhirnya menorehkan catatan tentang buronan yang terus dicari hingga sekarang.

14 Juni 1981, pesawat Trans World Airlines (TWA) 847 dari Athena ke Roma dibajak oleh teroris Hizbullah Syiah. Mereka menuntut kru pesawat memberitahu, siapa di antara penumpang yang merupakan warga Israel. Dua pelaku pembajakan berasal dari Lebanon. Mereka bersenjatakan granat dan pistol kaliber 9-mm. Keduanya kemudian memaksa pesawat untuk mendarat di Beirut, Lebanon.

Setelah pesawat mendarat, para pembajak lalu memaksa meminta penumpang dengan paspor Israel, tapi tidak ada. Juga tidak ada diplomat asing yang berada dalam penerbangan tersebut. Mereka kemudian memusatkan perhatian pada beberapa penyelam dari Navy AS. Dengan kejam mereka membunuh Robert Stethem, seorang penyelam Angkatan Laut, lalu membuang tubuhnya di landasan.

Seorang kru TWA, Uli Derickson, berhasil melindungi beberapa penumpang Yahudi yang berada dalam penerbangan tersebut dengan menolak untuk mengidentifikasi mereka. Lalu pada dini hari, sebagian besar penumpang dibebaskan. Hanya lima orang yang ditahan. Salah satu dari mereka yang ditahan adalah Richard Herzberg, seorang Amerika, namun keturunan Yahudi.

Selama dua minggu, kelima orang tersebut menjadi tahanan teroris. Herzberg menjalani pemeriksaan lebih berat. Namun ia terus mengaku keturunan Jerman dan Yunani.

Mereka dibawa ke sebuah kamp tahanan di Beirut dan diperlakukan dengan baik. Pada 30 Juni, setelah negosiasi hati-hati, para sandera dibebaskan tanpa cedera. Karena aksi para teroris berada di luar jangkauan hukum Lebanon, mereka juga tidak bisa ditangkap.

Dua tahun kemudian, salah seorang teroris Mohammed Ali Hammadi, ditangkap di bandara Frankfurt, Jerman, karena membawa bahan peledak. AS yang masih menyimpan marah karena aksi Hammadi yang menewaskan anggota navy meminta Hammadi diekstradisi ke negara tersebut. Namun dua warga Jerman yang menjadi korban penculikan berhasil mencegah Hammadi dari upaya ekstradisi.

Jerman mengadili Hammadi. Ia disidang dan dijatuhi hukuman penjara  seumur hidup. Namun ia dibebaskan pada tahun 2005 setelah menjalani hukuman selama 19 tahun.  

Sejak itu, Amerika Serikat terus melakukan upaya ekstradisi dari Lebanon. Namun Juni 2010, beredar kabar, Hammadi terbunuh oleh serangan pesawat tanpa awak di Pakistan. Karena kabar tersebut tak terkonfirmasi, sampai saat ini Hammadi tetap menjadi buronan teroris yang paling dicari oleh AS.