Komisi VII Desak Pemerintah Buka Lagi Ide Pembangunan PLTN
VIVA.co.id – Anggota Komisi VII DPR RI Kurtubi mendesak pemerintah membuka kembali gagasan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Jika terealisasi gagasan ini mampu mengatasi persoalan pasokan listrik nasional.
PLTN, kata Kurtubi, memiliki banyak kelebihan dibandingkan produksi listrik berbasis BBM. Diantara kelebihan itu adalah lebih hemat, murah dan rendah polusi.
"Makanya, meskipun Komisi VII DPR banyak yang belum setuju, Presiden dan Sudirman Said (Menteri ESDM) juga belum setuju, saya tetap menekan perlunya pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir berkapasitas besar. Saya lihat, listrik untuk rakyat selalu mati hidup, mati hidup. Listrik berbasis nuklir kapasitasnya besar, biaya produksi per kwh murah. Tidak ada CO2, bersih. Sekalipun banyak yang nggak setuju, saya nggak peduli. Lebih banyak yang nggak setuju, lebih bagus biar kita dialog terbuka," ujarnya, Senin 13 Juni 2016.
Menurut dia, dengan menggunakan PLTN juga bisa menarik investor ke Indonesia. Sebelum berinvestasi, investor juga melihat kapasitas listik yang mumpuni.
"Menarik investasi tanpa listrik nggak bisa. Akhirnya mereka (investor) lari ke Malaysia. Di sana listriknya lima kali lipat dari kita. Dilihat dari kapasitas per kapita maupun konsumsi lima kali juga dari kita. Jadi, jangan heran investor lari ke sana," ujar Politisi NasDem itu.
Yang paling penting, lanjut dia, pembangunan PLTN lebih menguntungkan rakyat.
"Sekali bangun, listrik dari nuklir bisa berkapasitas besar. Itu artinya biaya produksi rendah, jual ke rakyat juga murah dan tanpa pemadaman," kata Kurtubi. (Webtorial)