Belajar Ilmu Bisnis dari Muhammad Ali

Tampilan duka situs Apple atas meninggalnya Muhammad Ali
Sumber :
  • Tangkapan layar situs Apple

VIVA.co.id – Muhammad Ali tak sekadar legenda dunia tinju, pria yang tercatat menjadi juara dunia tinju kelas berat selama tiga kali ini adalah legenda di dunia olahraga. Ali merupakan juara sejati yang menjadi panutan banyak orang.

Tidak heran jika banyak pelajaran tentang kehidupan, termasuk di dalamnya tentang bisnis, yang bisa dipetik dari pria yang meninggal dunia pada Sabtu 4 Juni 2016 lalu. Pelajaran tersebut berasal dari prinsip-prinsip bisnis yang dipetik dari kehidupan Ali sebagai olahragawan. Berikut ini uraiannya:

Keinginan, mimpi, visi

Beberapa waktu, Muhammad Ali pernah mengatakan bahwa juara sejati tidak dibentuk oleh gym melainkan dibentuk dari sesuatu yang ada dalam diri mereka yakni keinginan, mimpi dan visi. Anda punya keinginan kuat untuk sukses, yang bahkan membuat terjaga tiap malam karena memikirkannya? Coba realisasikan mimpi dan keinginan tersebut dalam sebuah rencana bisnis. Jangan pernah berhenti dan menyerah sampai mewujudkan impian tersebut. 

Berani menghadapi perubahan

Menurut Ali, orang yang tidak pernah mengalami perubahan atau tidak berani merencanakan perubahan telah menyiakan waktu hidupnya. Hidup adalah perubahan dan perkembangan, juga mengambil risiko untuk menjadi lebih baik dan kuat dari sebelumnya.

Pada awalnya, perubahan sangat sulit dikerjakan. Contohnya bila Anda berniat berhenti menjadi karyawan dan memulai menjalankan bisnis sendiri. Meskipun keinginan itu kuat, seringkali rasa takut untuk keluar dari zona nyaman membuat orang tidak berani melangkah. "Mereka yang tidak berani mengambil risiko tidak akan mendapatkan apa-apa dari hidupnya," ujar Ali.

Menderita sekarang

Ali mengaku, momen latihan adalah hal yang paling dibencinya. Namun, dia selalu mencoba bertahan dan tidak berhenti sediki tpun. Menurutnya, dengan menderita sekarang, orang akan menikmati sisa hidupnya sebagai pemenang sejati.

Hal ini pun berlaku untuk bisnis. Contohnya bila perusahaan Anda dihadapkan pada sebuah tantangan untuk mengadopsi sistem IT yang lebih canggih, aman namun mahal. Dengan mengadopsi sistem ini, perusahaan akan lebih menderita dari sisi cash flow. Namun, untuk ke depannya pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih mudah dan produk yang dihasilkan jadi jauh lebih berkualitas.

 

Akui diri sebagai yang terbaik

Muhammad Ali sering dicap sebagai petinju bermulut besar. Dia berkata "Jika Anda bermimpi untuk mengalahkanku, sebaiknya Anda bangun dan minta maaf. Saya adalah yang terhebat sepanjang masa."

Banyak di antara kita punya rasa tidak nyaman saat menjual diri sebagai yang terbaik. Tapi, mulai sekarang cobalah untuk mengafirmasi bahwa Anda dan bisnis adalah yang terbaik di antara para kompetitor.

Hal ini memang terlihat sederhana namun manfaatnya akan sangat besar. Akan akan dipaksa untuk mempertahankan kualitas sebagai yang terbaik seketika Anda pernah mengklaim sebagai yang terbesar dan terbaik di pasar.