12-06-1987: Ronald Reagan 'Kompori' Gorbachev soal Ini

Presiden AS Ronald Reagan (kiri) bersama Presiden Soviet Mikhail Gorbachev.
Sumber :
  • atlanticsentinel.com

VIVA.co.id – Hari ini 29 tahun silam. Dalam salah satu pidato tersohor di era Perang Dingin terucap oleh Presiden Amerika Serikat, Ronald Reagan.

Ia menantang Presiden Uni Soviet, Mikhail Gorbachev untuk meruntuhkan Tembok Berlin. Benar saja. Dua tahun kemudian Jerman Barat dan Timur "menjadi satu" setelah terpisah selama hampir setengah abad.

Mengutip situs History, Tembok Berlin merupakan simbol pemisahan Jerman. Oleh karena itu, di depan warga Jerman Barat dengan berapi-api, Reagan menyerukan Gorbachev meruntuhkan tembok tersebut.

"Gorbachev! Buka (runtuhkan) gerbang (tembok) ini. Semua yang berdiri di belakang Gerbang Bradenburg adalah orang Jerman yang terpisah dari sesamanya. Semua orang adalah Berliner, mereka terpaksa harus memandang bekas luka," ujar Reagan, di Berlin Barat.

Tak hanya itu. Reagan kemudian meminta Gorbachev untuk melakukan pembicaraan, yang salah satunya, memperbarui perjanjian persenjataan nuklir dengan AS.

Pidato Reagan ini dinilai sejumlah pengamat kala itu sebagai daya tarik dramatis untuk Gorbachev.

Melalui glasnost (transparansi) dan perestroika (restrukturisasi), dua slogan yang dipopulerkan Gorbachev, adalah lambang spirit kebebasan.

Ketegangan terus-menerus di antara Kubu Soviet dan Kubu Barat menjadikan kota Berlin, ibu kota Jerman waktu itu, terbelah dua oleh sebuah tembok setinggi 3,6 meter yang membentang sepanjang 155 kilometer.

Ya, Berliner Mauer atau Tembok Berlin bukan sekadar membelah kota, memisahkan warga Jerman ke dalam Timur dan Barat, tetapi juga menandai dua alam yang berlawanan, komunisme dan demokrasi. Tembok ini juga menghentikan aliran manusia, perdagangan, finansial, juga gagasan kebebasan.