Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2016 Sepakat Diubah

Pengerjaan Proyek Jalan Tol Becakayu
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id – Pemerintah bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat akhirnya menyepakati perubahan asumsi makro ekonomi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2016. Hasil ini pun, nantinya akan segera dibawa ke Badan Anggaran untuk segera ditindaklanjuti.

Ketua Komisi XI Ahmadi Noor Supit mengungkapkan, kedua belah pihak sepakat untuk mengubah asumsi pertumbuhan ekonomi nasional. Sementara itu, untuk laju inflasi, tingkat suku bunga SPN tiga bulan, serta pergerakan mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, sepanjang tahun ini tetap dipertahankan dari usulan sebelumnya.

Asumsi pertumbuhan ekonomi nasional yang sebelumnya diusulkan sebesar 5,3 persen, diturunkan menjadi berada di angka 5,1 persen. Mayoritas fraksi pun menganggap kondisi eksternal yang masih mengkhawatirkan berpotensi memengaruhi laju perekonomian nasional.

“Masih adanya perlambatan di beberapa sektor, membuat angka 5,1 itu menurut saya masih achievable (terjangkau),” kata Anggota Komisi XI Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Andreas Eddy Susetyo di gedung parlemen, Jakarta, Selasa malam 7 Juni 2016.

Laju inflasi yang di usulkan sebesar empat persen disepakati tidak berubah. Sementara itu, asumsi kurs rupiah yang diperkirakan bergerak di angka Rp13.500 sepanjang tahun ini pun juga disepakati tidak berubah. Begitu pun, tingkat suku bunga SPN tiga bulan yang tetap berada di angka 5,5 persen.

Meski begitu, ada catatan yang tetap digaris bawahi oleh pemerintah. Fraksi dari Partai Nasdem menganggap nilai tukar rupiah bisa berada di kisaran Rp13.600. Sementara itu, Fraksi dari Partai Hanura berpendapat bahwa angka lima persen menjadi angka ideal untuk tingkat suku bunga SPN tiga bulan.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menegaskan, pemerintah akan berupaya ekstra untuk tetap menjaga asumsi makro ekonomi nasional sepanjang tahun ini. Utamanya, laju pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, serta pergerakan nilai tukar rupiah. “Kami akan tetap berupaya sebaik mungkin. Kami masih optimistis,” ujarnya. (asp)