Bukti Puasa Baik untuk Kesehatan Jantung

Ilustrasi jantung.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Ada beberapa manfaat puasa bagi kesehatan. Selain berdampak positif pada proses regenerasi dan fungsi otak, puasa juga menjauhkan dari penyakit seperti serangan jantung.

Hal itu disampaikan oleh spesialis senior pada Divisi Neurobiologi di Universitas California, Irving, Amerika Serikat, Taruna Ikrar kepada VIVA.co.id, Selasa, 7 Juni 2016.

Taruna mengatakan, dari sisi biologi, puasa bisa mendorong kesehatan. Selama tidak makan dan minum 14 jam, maka menurutnya, sepanjang itu tubuh mengalami proses metabolisme, yaitu makanan didaur ulang sekitar delapan jam.

Rinciannya yaitu, empat jam makanan disiapkan dengan keasaman tertentu dibantu asam lambung dan dikirim ke usus. Empat jam kemudian, makanan diubah jadi sari-sari makanan di usus kecil, lalu diserap pembuluh darah dan dikirim ke seluruh tubuh. Sisa waktu enam jam adalah waktu ideal bagi sistem pencernaan untuk istirahat.

Dia mengatakan, karena ada fase istirahat setelah fase pencernaan normal, yaitu enam sampai delapan jam, maka pada fase itu terjadi degradasi lemak dan glukosa darah. Selain itu, terjadi pula peningkatan high density lipoprotein (HDL) dan apoprotein alfa1 serta penurunan low density lipoprotein (LDL).

"Ini amat bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah karena HDL berefek baik bagi kardiovaskular, sedangkan LDL berefek negatif bagi pembuluh darah. Itu menjauhkan serangan jantung dan pembuluh darah," tulis Taruna yang juga menjabat Direktur Brain Circulation Institute of Indonesia, Universitas Hasanuddin, Makassar itu.

Taruna mengatakan, bagi yang menderita penyakit kardiovaskular, pencegahan terbaik yaitu memperbaiki gaya hidup, pola makan sehat dalam bentuk memperbanyak makanan berserat, membatasi lemak dan kolesterol tinggi, serta olahraga teratur.

"Berpuasa melatih seseorang hidup teratur, disiplin, dan mencegah kelebihan makan. Menyehatkan tubuh karena makanan terkait erat metabolisme tubuh," ujarnya.

Selain itu, Taruna menuliskan, penelitian endokrinologi menunjukkan, pola makan saat puasa yang rotatif menyebabkan keluarnya hormon sistem pencernaan, seperti amilase dan insulin, dalam jumlah besar sehingga meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan tubuh.