Jepang Siapkan Rp900 Miliar Bangun Shopping Center
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Salah satu perusahaan asal Jepang, telah menyampaikan minatnya untuk membangun tiga shopping center (pusat perbelanjaan/mal) di Indonesia dalam waktu dua tahun ke depan. Diperkirakan, nilainya mencapai Rp900 miliar. Saat ini, perusahaan sedang dalam tahap research untuk lokasi proyek di wilayah Jabodetabek.
”Dari satu proyek pembangunan shopping center saja diperkirakan bisa mencapai Rp300 miliar. Jadi, kami mengidentifikasi nilai investasi bisa untuk tahap awal bisa mencapai Rp900 miliar. Cukup besar, dan investor menargetkan proyek ini dapat selesai dalam dua tahun ke depan. Untuk itu, kami bantu terus, agar nilai investasinya bisa segera masuk,” kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani dalam keterangannya, Selasa 7 Juni 2016.
Franky menambahkan, perusahaan telah memilih mitra lokal untuk pembangunan proyek tersebut. Diperkirakan, pembangunan sebuah shopping center dapat selesai dalam 1,5 tahun. Selain di Indonesia, perusahaan saat ini sudah memiliki cabang usaha di Kamboja. Indonesia tetap menjadi daya tarik bagi investor, karena potensi pasar yang begitu luas dan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN.
”Mereka sudah ada mitra lokal yang berpengalaman di bidangnya, tinggal tunggu lokasi yang tepat saja. Untuk rencana jangka panjang, jika ketiga shopping center di Jabodetabek ini sudah rampung, perusahaan berniat untuk mulai research di Surabaya dan Makassar,” lanjutnya.
Berdasarkan data BKPM, pertumbuhan komitmen investasi Jepang masuk dalam 10 negara prioritas pemasaran yang pada 2015, naik 40 persen di atas pertumbuhan komitmen investasi PMA yang hanya 29 persen. Posisi Jepang, berada di peringkat ketiga dengan pertumbuhan 95 persen mencapai US$8,1 miliar.
Sedangkan realisasi investasi Jepang di Indonesia pada 2015 mengalami peningkatan sebesar enam persen dibandingkan periode 2014. Realisasi investasi Jepang, tercatat sebesar US$2,87 miliar, dengan total proyek 2.030 proyek, serta menyerap 115.400 tenaga kerja. Kontribusi utama investasi Jepang, masih didominasi oleh sektor manufaktur, khususnya sektor otomotif, elektronika dan permesinan, serta sektor kimia dan farmasi. (asp)