Strategi Advan demi Jadi Merek Besar

Ilustrasi acara Advan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id – Upaya Advan dalam menghadirkan produk smartphone berkualitas terus dilakukan. Salah satunya dengan menggandeng pakar telekomunikasi sekaligus mantan Chief Executive Officer (CEO) XL Axiata, Hasnul Suhaimi. Langkah awal untuk mewujudkan harapan itu pun dilakukan dengan riset yang melibatkan konsumen.

Brand Director , Andy Gusena, mengatakan, dalam melakukan riset ini, tak hanya melibatkan Hasnul yang cukup berpengalaman di dunia telekomunikasi, melainkan juga Mars Research Specialist, agar pada hasil akhirnya dapat menghadirkan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen di Tanah Air.

“Produk tersebut diharapkan akan digemari karena pembuatannya benar-benar melibatkan keinginan konsumen Tanah Air,” ungkap Andy, di Jakarta, 6 Juni 2016.

Riset kolaborasi tersebut berlangsung sejak pertengahan Mei dan diharapkan dapat diketahui hasilnya pada Juni 2016. Objek dan materi riset adalah tentang smartphone seperti apa yang dibutuhkan konsumen Tanah Air.

Dalam riset tersebut, metodologi yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif yang dilakukan dengan kuesioner yang terstruktur dan wawancara dilakukan secara tatap muka (face to face interview). Materi pertanyaan riset terkait prioritas fitur yang banyak dibutuhkan konsumen seperti kualitas kamera, resolusi kamera, ketahanan dan kapasitas mAh baterai, kapasitas memori hingga kinerja dapur pacu.

Selain itu, materi pertanyaan pendukung lainnya seperti harga, spesifikasi ukuran layar, konektivitas hingga menggali informasi terkait jangka panjang penggunaan handset dan ketertarikan pada brand lokal.

Komposisi responden penelitian adalah pria dan wanita dengan proporsi masing-masing 50 persen. Target objek riset kurang lebih sekitar 500 orang, berusia 18-35 tahun dari kelompok target Status Sosial Ekonomi (SSE) A dan B yang tersebar di wilayah Jabodetabek .

"Ini yang bisa membuat Advan menjadi besar dan beda dengan brand nasional lainnya. Dengan keterlibatan konsumen dalam proses pembuatan produk, Advan sudah selangkah lebih maju dibanding dengan brand lainnya,” ungkap Hasnul.

Advan berupaya mewujudkan smartphone yang benar-benar dibutuhkan oleh konsumen. Selain melakukan riset bersama Mars Research Specialist, Advan secara independen telah melakukan riset online tahap pertama sebagai uji coba persiapan.  

Gambaran singkat sementara dari data yang dikelola bisa disampaikan ada 35,34 persen dari 133 orang mengganti smartphone setelah lebih dari dua tahun, dengan alasan mayoritas karena rusak dan bosan.

Selain itu, data lain terkait urutan alasan dalam memilih smartphone, responden cenderung memilih fitur dengan jumlah persentase 44,03 persen dan dengan alasan harga lebih banyak dipilih sebanyak 31,34 persen dibanding karena alasan brand dengan angka persentase 14,93 persen.

"Sebagai brand nasional, kami harus mengetahui karakteristik dan kebutuhan konsumen Indonesia. Mereka tidak bisa dipaksakan untuk menelan semua spesifikasi smartphone. Tidak semua spesifikasi tinggi, harga mahal laku di pasaran atau spesifikasi tinggi, harga murah belum tentu juga laku. Begitu juga sebaliknya, spesifikasi rendah, harga rendah, tidak menjamin produk tersebut laku," tutur Direktur Marketing Advan, Tjandra Lianto.