Jokowi: Industri di Aceh Jangan Berhenti

Presiden Joko Widodo saat meresmikan PLTMG di Aceh
Sumber :
  • Zulfikar Husein / VIVA.co.id

VIVA.co.id – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo meminta sejumlah industri yang ada di Aceh, terutama di Lhokseumawe kembali dihidupkan. Sebelumnya, sejumlah perusahaan industri yang ada di Lhokseumawe dalam keadaan tidak beroperasi, karena kehabisan bahan baku utama dan kebutuhan terhadap listrik.

“Mengenai KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) di Lhokseumawe, kawasan industri di Lhokseumawe, saya perlu menyampaikan bahwa kawasan ini harus dihidupkan lagi,” ujar Jokowi, saat memberi sambutan pada peresmian PLTMG Arun di Lhokseumawe, Kamis 2 Juni 2016.

Presiden ketujuh RI tersebut mengatakan, alasan untuk menjadikan Lhokseumawe sebagai KEK, karena di daerah tersebut memiliki sejumlah industri besar. Namun, beberapa di antaranya telah kolaps dan sejak lama tidak beroperasi.

“Harus hidupkan, karena di sini ada pabrik KKA (Kertas Kraf Aceh), ada pabrik PIM (Pupuk Iskandar Muda), ada juga Pupuk AAF (Asean Aceh Fertilizer), ada pabrik semen juga, ini harus dihidupkan kembali,” kata Jokowi.

Ia menyampaikan, keinginan ini sudah disampaikan kepada Gubernur Aceh, Zaini Abdullah dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno. Ia telah meminta Menteri Rini mencari solusi dari berbagai hambatan yang menyebabkan perusahaan-perusahaan tersebut berhenti beroperasi.

“Tadi malam, saya sudah menyampaikan kepada pak gubernur dan diskusi bersama Menteri BUMN, agar segera dicarikan solusi dari hambatan-hambatan di lapangan dan kita harapkan Insya Allah ini bisa menghidupkan kembali lapangan-lapangan pekerjaan,” kata dia.

Selain itu, kata Jokowi, jika dihidupkan kembali industri-industri tersebut, perputaran uang di Aceh, akan lebih besar. “Perputaran uang yang ada di Lhokseumawe, yang ada di Aceh Utara, yang ada di Provinsi Aceh, bisa lebih besar lagi dan akhirnya bisa memberi kesejahteraan bagi masyarakat,” kata Presiden.

Namun, kata Jokowi, untuk menghidupkan kembali industri tersebut tidak mudah, terutama mengatasi kesulitan di lapangan seperti suplai gas. Selama ini, suplai gas untuk PLTMG Aceh didatangkan dari Tangguh, Papua. (asp)