Cara Mudah Atur Keuangan Bagi Wirausaha
- U-Report
VIVA.co.id – Berbisnis melalui wirausaha mandiri bisa dilakukan sebagai terobosan untuk menyangga keuangan yang awalnya cuma berasal dari pekerjaan utama. Seseorang yang bekerja sebagai karyawan atau pegawai baik swasta maupun negara bisa memulai usahanya sendiri dengan modal yang berasal dari hasil pekerjaan utamanya tadi.
Sebagai calon pengusaha yang akan berkecimpung di dunia usaha, perlu tambahan ilmu agar tidak mengalami kegagalan di awal usaha. kebutuhan akan modal dalam mengawali usaha juga cukup penting, tapi bukan sesuatu yang utama. Modal bisa diperoleh dari tabungan pribadi, bisa pula dari pinjaman. Kendala jumlah modal harapannya jangan sampai menjadi suatu masalah yang menghambat dalam merintis usaha baru.
Bagi yang sedang berada dalam langkah awal memulai usaha, perlu dilakukan pengaturan keuangan yang disiplin agar bisa diketahui sejauh mana efektivitas penggunaan modal serta tingkat omzet penjualan.
Usaha dengan modal kecil bisa jadi memiliki omzet besar jika kegiatan usaha benar-benar digeluti dengan baik, termasuk dalam hal pengaturan dan pengelolaan keuangan di dalamnya. Ada beberapa tips tentang cara mengatur keuangan dalam berwirausaha, terutama bagi mereka yang baru saja berposisi sebagai calon pengusaha atau pengusaha baru.
1. Mengatur modal dan sumber daya
Modal bisa berupa uang atau selain uang. Untuk memulai usaha, ketersediaan modal memang sangat diperlukan. Modal uang biasanya digunakan untuk membeli bahan baku dan peralatan yang dibutuhkan untuk berjalannya usaha.
Kebutuhan akan modal memang lebih baik diambil dari modal sendiri agar tidak ada risiko berutang kepada pihak lain. Namun jika memang dirasa sangat penting, maka bisa diambil jalan meminjam dari pihak lain, bisa keluarga, teman, bank.
Untuk modal selain uang biasanya berhubungan dengan ilmu atau pengetahuan sebagai dasar-dasar bisnis. Selain itu sumber daya yang penting dalam menjalankan usaha adalah kemampuan dalam hal menjual atau mempromosikan produk yang akan dilempar ke pasaran. Tanpa hal ini, roda usaha tidak akan berputar.
2. Memisahkan uang bisnis dan pribadi
Pemilik usaha juga berperan sebagai pekerja dalam usaha yang dijalankan. Oleh karena itu, pemilik usaha tetap harus memberikan alokasi keuntungan untuk menggaji dirinya sendiri. Dengan sistem seperti ini maka pelaku usaha hanya akan membelanjakan uang dari gajinya saja untuk urusan pribadi. Besar kecilnya gaji untuk pemilik usaha tergantung keuntungan usaha.
3. Membangun dana darurat
Sebelum memulai bisnis, calon pengusaha hendaknya memiliki cadangan dana darurat, jika sewaktu-waktu ada hal-hal yang tidak diinginkan dalam usaha datang, contoh yang terburuk adalah kegagalan. Hal ini penting untuk memastikan tidak semua aset yang dimiliki terikat dalam bisnis. Jika ada kegagalan, maka masih ada dana talangan untuk menjalani kehidupan berikutnya.
4. Mengelola arus kas
Sangat penting untuk punya rencana keuangan sehingga tidak kehabisan uang tunai dan harus menutup bisnis. Catatan keluar masuk uang secara riil. Isinya hanya catatan uang keluar dan masuk dari berbagai pos.
Catatan keuangan bisnis yang terpisah seperti ini dimaksudkan agar keuangan usaha dapat dengan mudah terpantau dan tercatat rapi sehingga dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Selain itu, pemilik usaha akan tahu jelas seberapa besar aset usaha yang dimilikinya, seberapa besar keuntungan dan lain sebagainya, sehingga tahu perkembangan usaha yang didirikannya.
Baca Juga: Cara dan Langkah-Langkah Cek Saldo BPJS Ketenagakerjaan
5. Memanfaatkan pihak ketiga atau menggunakan software
Untuk membantu pencatatan keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan karyawan (pihak ke-3). Bisa pula menggunakan software manajemen keuangan sederhana, contoh sederhana menggunakan excel. Hal ini akan lebih menghemat waktu dan pekerjaan anda daripada menggaji seorang akuntan.
6. Tanpa kantor
Untuk mengurangi beban modal, usaha bisa dijalankan tanpa sewa kantor. Jika memungkinkan, bekerja di luar kantor atau di rumah.
7. Berpikir selain uang
Untuk meningkatkan omzet usaha, perlu dilakukan pula meningkatkan kepuasan pelanggan dan layanan. Kepuasan konsumen secara tidak langsung berdampak dalam meningkatkan bisnis.
8. Komitmen dan disiplin
Hal penting agar usaha dan mengelola keuangan tersebut bisa berjalan adalah komitmen dan disiplin. Ini berhubungan dengan etos kerja, dan komitmen dalam menjalankan konsep keuangan usaha.
Memulai usaha
Jika semuanya bisa dilakukan, maka pengelolaan keuangan berarti bisa berjalan sebagaimana mestinya. Meskipun bukan jaminan utama bisnis akan sukses dan berhasil, namun setidaknya sudah dikelola dengan baik, demi berjalannya usaha menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.