Penguatan Rupiah Dibayangi Sentimen Global
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) awal pekan ini diperkirakan akan mengalami penguatan, seiring dengan sentimen positif perekonomian domestik maupun global.
Namun, perlu diwaspadai adanya imbas pelemahan sejumlah mata uang Asia terhadap laju dolar. Hal itu dapat membuat rupiah kembali berbalik arah dan melemah.
Analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, mengatakan laju rupiah dapat bertahan di tengah sentimen tersebut sehingga dapat kembali melanjutkan tren apresiasi.
"Secara tren, laju rupiah sedang mencoba memperbaiki arahnya dengan bergerak naik," ujar Reza kepada VIVA.co.id di Jakarta, Senin, 30 Mei 2016.
Reza menjelaskan, melemahnya sejumlah mata uang Asia setelah sikap investor yang kembali mengkhawatirkan rencana kenaikan suku bunga bank sentral AS (The Fed), tampaknya tidak banyak berpengaruh pada laju rupiah yang kembali mencoba melanjutkan pergerakan positifnya.
Reza menambahkan, kembalinya rupiah diperdagangkan di pasar spot valas global, seiring dengan harapan positif pelaku pasar terhadap lawatan Presiden ke pertemuan G7 dan pembahasan Rancangan APBN Perubahan 2016 di Dewan Perwakilan Rakyat.
"Adanya pergerakan positif pada laju harga minyak mentah dunia, maka diharapkan dapat kembali memberikan sentimen positif pada laju rupiah yang dapat mengkonfirmasi peluang penguatan lanjutan," tuturnya.
Atas dasar tersebut, dia memprediksi rupiah hari ini akan bergerak di kisaran level batas bawah di posisi Rp13.585 dan target batas atas di angka Rp13.570 per dolar AS.
Berdasarkan data referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), Bank Indonesia, dolar AS pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu dibanderol Rp13.573. Menguat dari hari sebelumnya yang senilai Rp13.610 per dolar AS. (ase)