'Belgia Bagian dari Dunia Muslim'

Patrick Herman, Duta Besar Belgia untuk Indonesia.
Sumber :
  • VIVA.co.id / Purna Karyanto

VIVA.co.id – Hubungan bilateral Indonesia-Belgia, secara resmi dimulai sejak Belgia menjadi anggota Komisi Tiga Negara (KTN) bersama Australia dan Amerika Serikat, pada awal kemerdekaan Indonesia. Tepatnya pada 1949.

Namun, bila menilik ke belakang, sebenarnya Belgia telah "mengenal" Indonesia sejak sebelum merdeka dan masih bernama Hindia Belanda. Hal ini ditandai, ketika Belgia menyambangi kota Makassar, Sulawesi Selatan, dan kunjungan Ratu Belgia, Astrid ke Kebun Raya Bogor, Jawa Barat.

Dua peristiwa sejarah itu terjadi pada periode 1920-1930. Tak pelak, meski jarak Indonesia dan Belgia terbentang lebih dari 11.400 kilometer, namun kedua negara seperti dekat di hati.

Kala menerima redaksi VIVA.co.id di kediamannya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pertengahan Mei lalu. Duta Besar Belgia untuk Indonesia, Patrick Herman mengatakan, kalau hubungan negaranya dengan Indonesia berjalan dengan luar biasa, hingga saat ini.

Menurutnya, kedua negara tidak pernah memiliki permasalahan dalam segala hal, sehingga kerja sama berbagai bidang dapat terus dibangun dan dikembangkan ke depannya.

Ia mengatakan, banyak perusahaan Belgia berkomitmen menanamkan investasi di Indonesia dalam jangka waktu panjang. Karena itu, kata Dubes Herman, Indonesia merupakan negara penting dalam aktivitas investasi Belgia.

Dubes Herman juga akan berbicara blak-blakan soal isu-isu internasional, khususnya terorisme dan Muslim, serta kesempatan Indonesia meraih izin Uni Eropa untuk mendapatkan Visa Schengen, atau visa bebas masuk ke Benua Biru.

Penasaran? Berikut, petikan wawancara khusus VIVA.co.id dengan Patrick Herman:

Hubungan bilateral Belgia dan Indonesia sudah terjalin sangat lama. Apa strategi Anda, agar kedua negara semakin optimal, terutama mengenai investasi dan perdagangan?

Belgia telah lama berkomitmen menanamkan investasinya di Indonesia. Mayoritas perusahaan Belgia yang berinvestasi di Indonesia berskala kecil dan menengah, yang kemudian berkembang menjadi sebuah perusahaan global.

Salah satunya PT Eternit Gresik di Jawa Timur, yang telah beroperasi sejak tahun 1973. Meski Indonesia sempat terkena krisis ekonomi tahun 1997-1998, namun volume transaksi perdagangan terus tumbuh selama 15 tahun terakhir.

Meskipun begitu, kedua negara memiliki defisit perdagangan besar di mana impor kami dari Indonesia mencapai US$500 juta, sedangkan ekspor ke Indonesia sekitar US$1 miliar. Kami berpikir, hal itu merupakan bagian dari sebuah hubungan yang lebih besar lagi.

Berdasarkan catatan Kementerian Luar Negeri, pada 2015, volume perdagangan Belgia-Indonesia mencapai US$1,67 miliar dan investasi Belgia di Indonesia lebih dari US$7 juta.

Sekitar 2.000 perusahaan asal Belgia sudah beroperasi di Indonesia, tiga diantaranya, yaitu PT Eternit Gresik, PT Bekaert Indonesia, dan Belgium Knives Services.

PT Eternit Gresik adalah perusahaan manufaktur yang menjual berbagai material bangunan, seperti berbagai material untuk atap bangunan, material pelapis bangunan (cladding), lapisan penahan dan penyekat api, serta keramik.

Perusahaan ini beroperasi di 42 negara dengan lebih dari 17 ribu karyawan dengan nilai penjualan per tahun sekitar 3 miliar euro.

PT Bekaert Indonesia adalah salah satu perusahaan terdepan yang memproduksi kawat baja dan teknologi pelapisan (coating). Saat ini, menjadi perusahaan global yang mempekerjakan hampir 30 ribu karyawan dengan pendapatan per tahun sekitar 4,4 miliar euro.

Kedua pabrik ini baru diresmikan di Kawasan Industri Surya Cipta, Karawang, Jawa Barat, oleh Putri Astrid dan Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar.

Sedangkan, Belgium Knives Services adalah perusahaan penyedia dan penggilingan pisau ini telah beroperasi selama 30 tahun.

Produk BKS tersebar dari pisau kecil hingga pisau yang bisa memotong 360 derajat. Pisau yang dihasilkan oleh BKS digunakan industri plastik, daur ulang, makanan, serta tekstil.

***

Pemerintah Indonesia telah menawarkan sejumlah sektor kepada Belgia untuk berinvestasi. Sektor mana saja benar-benar diminati oleh Belgia? Jelaskan alasan Anda?

Kami fokus di sektor industri, baik manufaktur dan infrastruktur, serta produk konsumen. Selain itu, kami melihat Indonesia sebagai basis pintu produksi dan pintu masuk barang Belgia ke pasar ASEAN dan Asia Pasifik.

Namun, kami saat ini juga melihat kesempatan berinvestasi di sektor jasa dan telekomunikasi. Karena kedua sektor tersebut berkembang pesat di Indonesia.

Sementara itu, produk-produk Belgia yang sebelumnya sudah beredar di pasar Indonesia antara lain produk alas kaki, karet, tekstil, elektronik, dan furnitur.

Dalam kunjungan Yang Mulia Putri Astrid ke Indonesia, lebih dari 20 perjanjian bisnis telah ditandatangani. Di antaranya, kesepakatan kerja sama investasi di bidang kepelabuhanan, logistik, dan pariwisata.

Dan, itu sinyal positif bahwa ke depan akan terjadi peningkatan volume perdagangan, khususnya pada tahun ini. Belgia juga salah satu negara di Eropa, yang kuat di industri teknologi.

Sebab itu, kami siap meningkatkan bisnis di Indonesia yang menyasar industri berbasis maritim dan transportasi teknologi, energi terbarukan, bioteknologi dan hortikultura, produk makanan dan minuman, serta industri kimia dan farmasi.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal, Belgia termasuk salah satu negara Eropa yang berkontribusi pada kenaikan komitmen investasi.

Investasi  Belgia di Indonesia selama periode 2010-2015, berkisar US$132 juta (setara Rp1,6 triliun dengan kurs Rp12.500 per dolar AS), dengan posisi ke-27 dari daftar negara asal investasi (penanaman modal asing / PMA).

Perspektif Belgia soal Indonesia, khususnya sebagai negara Muslim terbesar di dunia?

Ini sangat penting bagi kami, karena Belgia menjadi “rumah” bagi 600 ribu jiwa komunitas Muslim dari total 11 juta jiwa populasi.

Islam sejauh ini menjadi agama terbesar kedua di Eropa, setelah Kristen. Jadi, kami melihat, kalau Belgia sebagai bagian dari dunia Muslim.

Namun, tentu, seperti yang Anda tahu, adanya sejumlah ketegangan dalam integrasi dengan komunitas migran akhir-akhir ini menunjukkan masih adanya kekurangan.

Sehingga, kami sangat tertarik untuk belajar dari Indonesia, bagaimana caranya untuk menangani perbedaan agama dan hidup berdampingan.

Tentu saja, Pancasila tidak akan menjadi ideologi negara kami. Tetapi, Indonesia sudah berhasil melakukannya sejak tahun 1945. Kami sangat ingin untuk belajar.

Kami juga pernah melakukan diskusi mengenai hal ini dan konferensi yang bekerja sama dengan Habibie Centre. Kami ingin terus melihat perkembangan pembuatan kebijakan di Belgia, terhadap hal ini.

Hal lainnya, kami terlibat dalam proyek kerja sama dengan Pemerintah Kota Bandung, yang didaulat sebagai kota HAM. Tentu saja, aspek keagamaan menjadi salah satu bagian.

Kehadiran kami di Indonesia, tidak hanya aspek ekonomi atau politik, namun juga aspek sosial-keagamaan. Sekali lagi, kami ingin ada di sini untuk mendengar dan belajar.

Banyak yang mengaitkan Islam dengan terorisme, bagaimana Anda melihat hal ini?

Ini adalah hal yang sangat rentan. Anda memiliki banyak pemikiran pascaserangan di Brussels. Serangan yang terjadi tanggal 22 Maret itu, juga membuat negara Eropa lainnya bertanya-tanya terlebih mengenai situasi ekonomi dan sosial.

Sangat penting bagi kami untuk mengatakan, bagaimana melihat suatu peristiwa, atau kejadian dari sisi positif. Misalnya, menyebarkan informasi kepada orang-orang mengenai kesuksesan para imigran di Belgia, lalu kisah mengenai tercapainya hidup berdampingan.

Selain itu, mengingatkan kembali keluarga-keluarga kecil dari Turki dan Maroko, yang tiba di Belgia tahun 1955. Saya tekankan bahwa mereka telah mengambil bagian dari peningkatan ekonomi Belgia saat itu.

Namun, hal ini memang sulit, karena kami memiliki suara-suara ekstrem, kami memiliki partai politik yang ekstrem yang mencoba memanfaatkan ketakutan masyarakat dan menciptakan kebencian.

Karena itulah, harus dibendung dengan cerita-cerita yang saya jelaskan sebelumnya. Kami, khususnya pemerintah daerah dan komunitas lokal, harus terus bekerja keras, agar komunitas Muslim di Belgia merasa diterima dan menjadi bagian dari masyarakat.

Membuat suatu kebencian tidak akan membantu menyelesaikan masalah, namun kami percaya bahwa pada akhirnya pemahaman dari masyarakat akan tercapai.

Saya tidak menyangkal adanya ketegangan. Namun, jika melihat Belgia sebagai kota yang dijadikan sebagai pusat bersembunyinya para teroris di Eropa, memang hal itu yang harus kami selesaikan dalam sektor keamanan.

Baca:

***

Saat ini, bagaimana kondisi di Brussels?

Terus terang, kami masih trauma. Semua orang di Brussels, baik Kristen maupun Muslim. Jalanan di Brussels, masih tidak seperti dahulu yang terkenal sebagai kota gemerlap lampu saat malam, orang-orang memenuhi kafe dan bar.

Namun, saya percaya, dengan bekerja sama dari seluruh elemen masyarakat, Brussels tetap menjadi salah satu kota yang sangat menyenangkan untuk disinggahi dan ditinggali di Eropa. Mungkin salah satu tempat yang paling ingin dikunjungi seperti ke museum, restoran, taman, dan lainnya.

Memang, bandara belum akan sepenuhnya berfungsi dalam beberapa minggu ke depan, tetapi kami terus mencoba untuk memulihkan semua dan tidak membiarkan kekerasan serupa terulang kembali.

Baca juga:

Saya teringat, saat terjadi serangan teroris di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, awal tahun ini. Saya sangat terpukau dengan reaksi warga Jakarta terhadap serangan itu, yang mengatakan mereka tidak pernah takut, atau mengubah cara hidupnya menjadi tertutup.

Nah, reaksi warga Brussels kemarin, mengingatkan saya dengan apa yang telah terjadi di Jakarta.

Pemerintah Indonesia sudah mengajukan permohonan visa bebas Schengen. Beberapa negara sudah menunjukkan sinyal positif, atau setuju. Bagaimana dengan Belgia?

Kami sangat mengapresiasi hal itu dan kami mengerti pemerintah Indonesia berharap akan disetujui.
Kami berharap, visa bebas bisa diberikan kepada Indonesia, karena itu adalah sesuatu yang kami percayai harus terjadi.

Kami melihat dari statistik bahwa jumlah turis dari Indonesia ke Eropa, terus meningkat dan begitu pula sebaliknya. Tetapi, saya tidak terkejut, karena saya tinggal di Indonesia dan saya tahu mengapa orang Eropa suka datang ke sini.

Keputusan ini masih dibicarakan di mana Menteri Luar Negeri Belgia, Didier Reynders sudah bertemu dengan Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi dan Menko Kemaritiman RI, Rizal Ramli.

Keputusan ini harus diterima dan disetujui oleh semua negara Eropa dan akan memakan waktu yang lama. Sayangnya, kami tidak bisa memastikan apakah akan disetujui pada bulan depan, atau dua bulan mendatang.

Namun, kami yakin bahwa isu ini tetap dalam agenda dan akan tercapai kesepakatan positif nantinya. Setiap tahun, Komisi Eropa membuat daftar bagi negara yang ingin mengajukan visa bebas. Selain Indonesia, ada pula sejumlah negara Balkan, Ukraina, dan Turki.

Seperti apa pandangan Anda mengenai masa depan Uni Eropa? Mengingat, saat ini Yunani dan Inggris, ingin keluar dari kelompok Benua Biru.

Uni Eropa adalah “rumah” kami dan tentu saja sangat penting. Sebenarnya, kami selalu mengidentifikasikan diri kami sebagai negara yang sangat Eropa, karena Parlemen Eropa, Dewan Eropa serta Komisi Eropa bertempat di Brussels.

Pada tahun 1950, Brussels resmi menjadi ibu kota Uni Eropa, karena kami merepresentasikan semua karakteristik dari menjadi negara yang sangat Eropa.

Kami adalah “jantung” Uni Eropa, kami merupakan komunitas yang sangat multibahasa dan memiliki keanekaragaman agama. Jadi, Belgia selalu menjadi Eropa yang alami.

Kami memiliki referendum di Belgia, di mana masyarakat terus mendukung, namun masyarakat juga masih takut dengan situasi ekonomi, keamanan, dan masa depan Uni Eropa.

Masih ada reaksi di mana orang menganggap Belgia "kurang" Eropa, sebenarnya menjadi "lebih" Eropa adalah solusinya. Mengenai Yunani dan Inggris, kami berharap keduanya tetap menjadi anggota Uni Eropa.

Kami juga setuju bahwa Uni Eropa, harus menjadi lebih bisa dimengerti dan lebih dekat dengan masyarakat. Uni Eropa harus mengingatkan bahwa semua orang bisa bepergian ke Eropa dengan satu mata uang, yaitu euro dan tanpa visa, di mana sektor pendidikan, teknologi, penelitian, dan lainnya menjadi satu.

Kami harus menjelaskan kepada dunia bahwa Uni Eropa tidak melulu soal ekonomi, namun juga mengenai identitas ke-Eropaannya. Tak hanya itu. Sejak Uni Eropa berdiri, tak sekali pun kami berperang. Inilah yang harus diingat oleh semua orang.

Jadi, Anda tidak setuju dengan keluarnya Inggris dan Yunani?

Tentu saja tidak. Belgia ingin Uni Eropa tetap memiliki 28 anggota negara. Kami akan memiliki anggota negara baru di tahun-tahun mendatang seperti Serbia, dan kami pasti akan sedih, jika salah satunya pergi. Tetapi, jika hal itu terjadi maka Uni Eropa masih tetap berdiri kokoh.

Terakhir, apa saran, atau rekomendasi Anda bagi turis Indonesia yang ingin berkunjung ke Belgia?

Sangat sulit bagi saya untuk memberikan rekomendasi. Karena, kalau saya minta Anda untuk pergi ke daerah A, maka masyarakat daerah B bisa berpikir, kenapa saya hanya mempromosikan daerah A.

Tetapi, sebenarnya tidak sulit untuk menelusuri Belgia, karena negara kami hanya sebesar Jawa Barat. Jadi, Anda bisa pergi ke mana pun di Belgia. Jangan lupa untuk mampir ke kota Gent, sangat dekat dengan Brussels, di sana pemandangannya sangat Indah.

Lalu, kota Brugge di sana ada hutan yang sangat indah. Tidak luas, namun bagi orang-orang Eropa yang datang ke sana sangat menikmati pegunungannya.

Jangan lupa untuk mengunjungi kota saya, Brussels, ibu kota Belgia. Ada banyak restoran di sana, tetapi memang mahal. Saran saya, Anda sebaiknya jangan hanya mengunjungi daerah pusat kota, tetapi cobalah berwisata kuliner ada wafel, mousse, dan cokelat.

Belgia juga penghasil seniman dan pelukis sejak abad ke 17. Apa yang Anda cari dari Eropa, Anda bisa menemukannya di Belgia. Jangan lupa, jika naik kereta hanya membutuhkan waktu satu jam ke Prancis, satu setengah jam ke Belanda dan ke Inggris.

Cara terbaik memasuki Eropa adalah melalui Belgia. (asp)