JK: Harga Bahan Pokok Wajar Naik, Asal Jangan Langka

Kios telur ayam di suatu pasar
Sumber :
  • ANTARAFOTO/Adiwinata Solihin

VIVA.co.id – Wakil Presiden Jusuf Kalla menjelaskan penyebab harga-harga pangan setiap Ramadan hingga Lebaran selalu naik. Menurut dia, itu suatu yang wajar mengingat permintaan yang tinggi.

Setiap Ramadan dan Lebaran, lanjut JK, permintaan telur dan daging memang meningkat. Pemerintah harus menyiapkan stok agar distribusi terus berjalan dan tidak terjadi kelangkaan. Permintaan yang tinggi, namun stok terbatas, membuat harga pangan menjadi mahal.

"Tiba-tiba orang-orang bikin daging semur bersamaan, yang tidak bisa disimpan lama. Tapi harga itu kan tergantung suplainya, jadi suplainya kita tambah lagi. Kalau tidak bisa dalam negeri, ya impor," jelas Kalla di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat 27 Mei 2016.

Hal demikian juga terjadi pada bawang. Dalam keadaan usai panen, bawang termasuk melimpah. Namun melimpahnya bawang itu, tidak bisa disimpan karena harus ada alat khusus berupa cold storage atau ruang pendingin.

"Maka panen (bawang) berlebihan, ya kadang-kadang diekspor. Pada saat panennya selesai, naik harga, diimpor. Jadi sebenarnya secara neraca itu sama saja. Cuma akhirnya teknis waktu," katanya.

Menurutnya kenaikan harga pangan ini malah menjadi berkah bagi para petani saat bulan Ramadan.

"Ya semacam hadiah lebaran lah kepada petani. Toh yang terima itu petani. Tidak apa-apa, kalian terima hadiah lebaran, mereka terima hadiah lebaran dengan harga yang sedikit naik," jelas Kalla.

Baginya, dalam keadaan lebaran dan ramadan, di mana barang dibutuhkan secara bersamaan, maka kenaikan tidak bisa dihindari lagi. Namun menurutnya, beras tidak akan naik karena saat ramadan orang tidak akan terlalu membutuhkannya.

"Kalau bulan ramadhan orang tidak butuh beras banyak. Malah kurang karena hanya dua kali makan dari pada sebulan tiga kali," kata dia.

(ren)