SKK Migas: Penemuan Cadangan Baru Migas Sedikit

Ilustrasi/Pekerja di tempat pengeboran minyak dan gas.
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan, kondisi cadangan di hulu minyak dan gas bumi (migas) Indonesia selalu menurun dari tahun ke tahun. 

Hal itu pun tidak didukung dengan banyaknya penemuan cadangan baru (discovery). 

Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi mengatakan, bahwa tren seperti ini telah terjadi sejak 30 tahun terakhir. Menurutnya, penurunan cadangan cenderung tajam. Sementara penemuan cadangan baru kenaikannya cenderung sedikit.

"Jadi untuk hulu migas, cadangan kita dari tahun ke tahun menurun, discovery tidak naik-naik, atau naiknya sedikit," kata Amien, dalam acara diskusi Indonesian Petroleum Association (IPA), di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis, 26 Mei 2016. 

Untuk itu, dia mengatakan, ketahanan energi masih dibutuhkan untuk mengatasi ketersediaan energi fosil, seperti minyak dan gas bumi yang tak dapat terbarukan. 

"Dilihat dari kebutuhan Indonesia akan energi, memang saya yakin dalam 10-20 tahun ke depan energi fosil masih diperlukan. Namun, untuk ketahanan energi masih harus dicari cadangannya dan diproduksikan," ujarnya menambahkan.

Guna meningkatkan cadangan, perlu mempercepat proses dari tanda tangan kontrak hingga sampai ke discovery. Menurutnya, saat ini proses tanda tangan kontrak hingga proses discovery terlalu jauh, berbeda dengan kondisi tahun 1960-an lalu.

"Semakin ke sini periode dari tanda tangan kontrak ke PSC (production sharing contract) dan discovery semakin panjang. Dari discovery ke POD (plan of development) jauh lebih panjang, dari POD ke onstream masih panjang. Kalau kita lihat Pertamina, discovery besar terakhir 1974. Setelah itu, tidak pernah discovery besar, tapi kecil-kecil. Makanya, reserve (cadangan) minyak Indonesia kecil."

(mus)