Jakarta Semakin Padat, Properti Daerah Penyanggah Didorong
- Dokumentasi Sentul City.
VIVA.co.id – Ibu kota negara Republik Indonesia, Jakarta, sudah semakin padat, sehingga membutuhkan pusat pertumbuhan baru di luar Jakarta. Pusat pertumbuhan baru ini harus dibuat serendah mungkin tingkat ketergantungannya dengan Jakarta, agar beban Jakarta tidak semakin berat.
Prospek pengembangan Jakarta adalah ke arah selatan, yakni Bogor. Karena, berbagai keunggulan dimiliki kawasan Bogor, antara lain masih memiliki cadangan lahan yang sangat besar untuk dikembangkan. Harganya pun lebih murah dibandingkan kawasan penyangga lainnya, seperti Serpong.
Perkembangan properti di Bogor, memang tidak semasif kawasan penyangga lainnya, seperti Serpong, atau pun Bekasi. Hal ini, karena akses transportasi dan infrastruktur yang masih terus bebenah dan diperbaiki.
Namun, kawasan Bogor dipastikan menyimpan potensi besar dengan rencana jaringan jalan Bogor Outer Ring Road (BORR), Bogor Inner Ring Road (BIRR), jalan Poros Tengah Timur (jalur Puncak Dua), dan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi).
Dari rencana tiga seksi tahapan pembangunan BORR, dua di antaranya telah rampung. Begitu pula dengan pembangunan infrastruktur kereta ringan (light rail transit/LRT) yang akan sampai ke Bogor.
Nantinya, kalau akses tol sudah dibuka dan pembangunan LRT sudah jadi, dipastikan properti di kawasan Bogor akan makin meroket. Potensi Bogor untuk menyusul kawasan lain akan terus meningkat setiap tahunnya. Pesatnya perkembangan Bogor akan segera mendapatkan momentumnya.
Hasil riset penjualan perumahan di kawasan Jabodebek – Banten pada kuartal I/2016, yang dilakukan Indonesia Property Watch (IPW), hanya wilayah Bogor sebagai wilayah satu-satunya yang mengalami kenaikan yakni sebesar 11,8 persen, khusus di segmen menengah naik mencapai 70,3 persen. Efek dari rencana pembangunan jalur LRT nampaknya sudah bisa dirasakan di kawasan ini.
Sentul City terus berkembang
Pesatnya pertumbuhan Bogor, didominasi oleh berkembangnya kawasan-kawasan perumahan di Kabupaten Bogor, karena posisi yang relatif lebih dekat dengan Jakarta. Perumahan skala kota (township) yang terus berkembang di Kabupaten Bogor adalah Sentul City yang dikembangkan PT Sentul City Tbk, di atas lahan seluas 3.100 hektare.
”Sampai saat ini, kami fokus dan terus mendorong pengembangan kawasan di selatan Jakarta, karena belum banyak digarap, yakni kawasan Sentul, Bogor. Kawasan selatan Jakarta ini seperti permata yang belum digosok,” ujar Keith Steven Muljadi, Presiden Direktur PT Sentul City Tbk.
PT Sentul City Tbk, kata Steven, optimistis permintaan properti di Sentul City akan terus meningkat. Terlebih, Sentul City menawarkan peningkatan kualitas hidup bagi penghuninya.
"Padatnya Jakarta membuat kualitas hidup penghuninya menurun. Karena itu, kami menawarkan sebuh kawasan yang dapat meningkatkan kualitas hidup, seperti tagline kami High Quality Living,” kata Steven.
Berbagai cara dilakukan PT Sentul City Tbk, untuk meningkatkan kualitas hidup penghuni Sentul City. Antara lain, dengan terus melakukan penambahan fasilitas di Sentul City, baik fasilitas pendidikan, kesehatan, sampai gaya hidup.
"Dengan banyaknya fasilitas yang tersedia, penghuni tidak perlu keluar kawasan Sentul City untuk mendapatkan berbagai kebutuhan hidup sehingga waktu bisa dipergunakan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat," ujar Steven.
Lalu, melakukan pengembangan yang ramah lingkungan, serta berkelanjutan. PT Sentul City Tbk, kata Steven, memiliki sekitar 60-70 persen Ruang Terbuka Hijau (RTH), sehingga polusi di Sentul City menjadi rendah.
"Hal ini dilakukan, karena RTH sangat penting peranannya dan memberikan dampak positif terhadap kualitas bagi penduduk yang mendiami suatu wilayah tersebut," ujar Steven.
Selain itu, PT Sentul City Tbk, juga terus melakukan pembangunan infrastruktur, sehingga Sentul City menjadi kota mandiri yang siap dari sisi infrastruktur. Kesiapan infrastruktur tersebut tidak hanya mencakup jalan utama kawasan, melainkan juga jalan lingkungan, instalasi pengolahan air bersih, instalasi pengolahan air limbah, lampu penerang jalan umum (PJU), dan lain-lain.
”Untuk membangun suatu kawasan mandiri yang infrastrukturnya belum mapan memang membutuhkan investasi lebih besar. Contohnya untuk membangun infrastruktur di kawasan Sentul City investasinya minimum Rp25 triliun, tetapi tentunya dalam jangka panjang,” kata Steven.
Pembangunan infrastruktur di sekitar kawasan Sentul City juga akan meningkatkan kualitas hidup penghuni, karena Sentul City akan semakin mudah dan cepat diakses. Seperti pembangunan jalan Bogor Outer Ring Road (BORR), Bogor Inner Ring Road (BIRR), jalan Poros Tengah Timur (jalur Puncak Dua), tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi), dan LRT.
Selain terus membangun residensial, saat ini, PT Sentul City Tbk, tengah mengembangkan superblok Centerra seluas 8,8 hektare, dengan konsep Ultimate Integrated Lifestyle yang akan menelan investasi sebesar Rp3 triliun di kawasan central business district (CBD) pertama di Sentul City seluas 30 hektare.
Di dalam superblok tersebut kini tengah dibangun pusat perbelanjaan terbesar dan terkemuka asal Jepang AEON Mall seluas 450 ribu meter persegi (m2) yang direncanakan akan beroperasi pada 2018. Selain itu, juga akan dibangun empat tower apartemen (Saffron Residential), perkantoran, dan hotel bintang lima berkapasitas 400 kamar.
Untuk apartemen, saat ini, tengah dipasarkan tower pertama, yakni Saffron Noble sebanyak 728 unit yang terdiri atas tiga tipe yakni tipe suite (34,5 m2), satu kamar tidur (52,6 m2), dan dua kamar tidur (63,8 m2). Harga jualnya antara Rp600 juta hingga Rp800 juta per unit. Apartemen Saffron Noble dilengkapi dengan lebih dari 88 fasilitas premium dan rencananya akan mulai diserahterimakan mulai 2019 mendatang.
Di superbok Centerra, PT Sentul City Tbk, bekerja sama dengan PT PP Properti Tbk. Melalui PT Sentul PP Properti juga tengah membangun proyek apartemen Verdura. Di atas lahan 10 ribu m2 yang terdiri atas tiga tower, apartemen Verdura akan merangkum sebanyak 1.836 unit apartemen, atau 612 unit per tower.
Terdiri atas tiga tipe, yakni tipe studio (28 m2), tipe 1 bedroom (41,2 m2), dan 2 bedroom (68,1 m2 dan 69,3 m2). Dipasarkan dengan harga mulai dari Rp16,5 juta per m2 sampai dengan Rp22,5 juta per m2.
PT Sentul City Tbk. juga telah menandatangani kerja sama dengan perusahaan biro arsitektur internasional, Group 70 International, dari Honolulu, Hawai, untuk pengembangan masterplan lansekap kawasan Sentul City dan membangun kawasan teknologi Sentul City Tech Center seluas 140 hektar yang akan menjadi Silicon Valley Indonesia. Sentul City Tech Center akan dikembangkan dengan mengadopsi Silicon Valley, San Fransisco, AS.
Saat ini, harga lahan di kawasan perumahan Sentul City berkisar Rp7 juta hingga Rp13 juta per meter persegi. Sementara itu, untuk lahan komersial, menyentuh angka Rp15 juta hingga Rp20 juta per meter persegi. Sedangkan harga properti Sentul City terendah Rp900 juta dan tertinggi Rp20 miliar.
"Karena harga lahan masih relatif lebih rendah, appresiasi harga properti di Sentul City akan lebih tinggi di tahun-tahun mendatang, karena didukung dengan adanya akselerasi dalam pembangunan infrastruktur dan perkembangan fasilitas berkualitas tinggi lainnya," kata Steven. (asp)