Startup Ini Tahu Teroris Sampai Paedofil dari Analisa Wajah

Tampilan Faception
Sumber :
  • www.popsci.com

VIVA.co.id – Kemajuan teknologi kecerdasan buatan kini bisa dimanfaatkan lebih luas. Tidak hanya untuk kepentingan membuat mesin robot saja, teknologi kecerdasan buatan juga bisa dimanfaatkan mengidentifikasi seorang teroris, paedofil, hanya dengan memindai wajah seseorang.

Sebuah perusahaan rintisan (startup) asal Israel, yang disokong oleh para pemodal ventura, Faception, mengklaim mereka bisa mengidentifikasi wajah seseorang dengan mudah, dengan keunggulan sistem komputer kecerdasan buatan

Dikutip dari The Washington Post, Rabu 26 Mei 2016, Chief Executive Officer (CEO) Faception, Shai Gilboa mengatakan, teknologi yang dikembangkan startup-nya menguasai teknologi yang menggambarkan kepribadian seseorang dari wajahnya dalam skala real time.

Teknologi yang dipakai Faception disebutkan memang sebanding dengan prenologi, ilmu yang menilai sifat seseorang dari pengukuran dan penggambaran bagian wajah dan kepala.

"Kami memahami manusia lebih baik dibanding pemahaman manusia satu dengan yang lainnya. Kepribadian kita ditentukan oleh DNA kita dan tergambarkan pada wajah. Ini jenis sinyalnya," jelas Gilboa yang juga menjabat sebagai Chief Ethics Officer.

Faception mengaku telah membangun 15 daftar klasifikasi perbedaan. Kabar baiknya, kata Gilboa, dari hasil evaluasi pengklasifikasi itu, 80 persen akurat dalam membaca sifat tertentu dari seseorang.

Bos Faception itu mengatakan, selama uji publik, teknologi yang dikembangkan startup-nya sejauh ini ‘sapu bersih’, tidak pernah menghasilkan nilai negatif dalam mendeteksi sifat tertentu. Dengan demikian, teknologi yang dipakai diklaim akurat.

Salah satu yang dilakukan startup itu dalam mengidentifikasi sifat seseorang, yaitu melalui kemampuan analisa gambar.

Belum lama ini, Faception memamerkan kecanggihan teknologi identifikasi yang dipakai. Faception mengadakan turnamen poker dan, kemudian memprediksi kepada empat pemain dari 50 peserta amatir sebelum pelaksana permainan. Faception ingin menguji siapa empat pemain yang akan jadi pemenang terbaik.

Dan, hasil identifikasi menunjukkan dua dari empat sampel pemain yang dideteksi itu di antara tiga finalis pemain poker terbaik dalam kompetisi tersebut.

***

Tantangan

Namun, sistem deteksi berbasis kecerdasan buatan ini punya beberapa tantangan. Peneliti lain menyebutkan sistem komputer yang dipakai Faception itu harus terus menerus dilatih untuk menganalisis gambar. Sebab, dengan makin dilatih, komputer akan makin bisa memprediksi secara akurat.

"Bisakah saya memprediksi bahwa Anda adalah mantan pembunuh, hanya dengan melihat wajah Anda dan untuk itu saya harus menangkap Anda? Ini bisa jadi kontroversial," kata Profesor ilmu komputer University of Washington, Amerika Serikat, Pedro Domingos

Domingos mengatakan, pernah punya pengalaman, sistem yang tergolong sudah canggih diminta untuk membedakan antara anjing dan serigala. Dua komputer itu akhirnya bisa mendeteksi kedua hewan itu secara akurat, 100 persen. Dalam analisa, ternyata kunci kemampuan komputer itu adalah dengan deteksi lingkungan sekitar.

Komputer itu mampu mendeteksi salju yang jadi penentu pembeda antara kedua hewan tersebut. Sebab, serigala diketahui sering hidup di antara salju, sedangkan anjing tidak demikian.

Tantangan lainnya, Domingos berpendapat, sistem kecerdasan buatan akan sulit mendeteksi sifat manusia, jika ada perubahan pada bagian wajah seseorang, misalnya munculnya jenggot dan lainnya.  Hal ini bisa memengaruhi kualitas prediksi akurat kecerdasan buatan.

Terlepas dari tantangan dari sistem kecerdasan buatan itu, Gilboa mengatakan, startup-nya telah sepakat dengan sebuah pemerintah untuk memakai teknologinya dalam rangka mengidentifikasi teroris secara lebih baik. Faception mengaku sudah menandatangani kontrak dengan badan keamanan dalam negeri untuk membantu mengidentifikasi teroris, penjahat kerah putih, penjahat genius sekali pun. (asp)