Murid SMA di Serang Bikin Tempe 'Hemat Energi'
- VIVA.co.id/Mitra Angelia
VIVA.co.id – Selain mampu membuat pengawet tahu alami tahu (Palata), siswa SMA Bina Putera di Kopo, Kota Serang, Banten ternyata juga punya berhasil menghasilkan inovasi lain. Akhmad Supriyatna, Ketua Lembaga Pendidikan dan Pengembangan SDM (LPPSDM) Bina Putera Utama, mengatakan siswa SMA itu juga berhasil membuat pelunak kedelai untuk proses pembuatan tempe.
Seperti diketahui, saat proses pembuatan tempe, ada proses merebus kedelai tempe untuk melunakkannya dan membersihkan kulit kedelai sebelum diberi ragi untuk difermentasi.
"Memasak kedelai itu sampai enam jam, bayangkan energi yang terbuang," ujar Yatna kepada VIVA.co.id saat pengenalan Palata dengan merek BioPresv di SMA Bina Putera, Kopo, Serang, Banten, Selasa 24 Mei 2016.
Nah, Yatna mengatakan seperti halnya proses pada BioPresv dengan bahan dasar pisang dan campuran bakteri murni jenis Lactobacillus, maka pelunak kedelai ini pun juga berbahan dasar pisang, tapi beda jenis bakteri Lactobacillus-nya.
"(Lactobacillus) ada yang bisa hancurkan pati, ada yang bisa lunakkan," kata Yatna.
Cara pengaplikasiannya, saat membuat tempe seperti biasa. Setelah perebusan enam jam, kulit dibersihkan, kemudian diberi ragi. Sementara inovasi siswa SMA ini diaplikasikan dengan merendam kedelai dua hari dulu dengan penambahan biang (media pisang campur bakteri Lactobacillus), lalu diberi dengan kondisi anaerob atau kedap udara. Selanjutnya direbus selama 30 hingga 45 menit.
"Jadi dengan fermentasi, kedelainya sudah lunak, perebusan (30-45 menit) untuk bliching ya istilahnya," jelas Yatno. Dengan demikian tempe dengan teknologi siswa SMA itu lebih efisien dan ‘hemat energi’.
Bakteri murni untuk pelunak kedelai ini juga sama dengan BioPresv, didapat dengan bantuan Lab MBrio, Bogor.
(ren)