Jelang Ramadan, BI Ramalkan Inflasi Mei 0,1 Persen

Kantor Bank Indonesia.
Sumber :
  • REUTERS/Garry Lotulung

VIVA.co.id – Survei minggu ketiga Bank Indonesia memperkirakan pada Mei 2016, akan terjadi inflasi di level 0,1 persen. Gejolak harga bahan pangan (volatile food) jelang Ramadan sampai dengan Lebaran, dianggap menjadi salah satu pemicu utama.

Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juda Agung mengungkapkan, tren inflasi memang selalu terjadi setiap tahunnya menjelang bulan Ramadan dan Lebaran. 

Karena itu, tren deflasi yang sempat terjadi pada bulan lalu diperkirakan tidak terjadi pada bulan ini.

“0,1 persen itu masih di bawah empat plus minus satu persen. Menjelang puasa atau Lebaran, mulai Juni begitu,” kata Juda, saat ditemui di Hotel Grand Hyatt Jakarta, Selasa 24 mei 2016.

Menurut Juda, gejolak harga bahan pangan selama periode tersebut menjadi prioritas utama untuk distabilisasi. Butuh adanya peran pemerintah pusat, pemerintah daerah, sampai dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk menjaga, agar harga bahan pangan tidak bergejolak.

“Semua dikerahkan, untuk mengendalikan harga, agar tidak naik menjelang Lebaran,” ungkap Juda.

Ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin menegaskan bahwa harga komoditi pangan selama Mei, terpantau masih relatif terkendali. 

Misalnya, seperti harga beras dan bawang merah yang saat ini cukup stabil dari sisi harga.

“Masih banyak yang terkendali. Bahkan, dari 20 komoditi yang kami pantau itu banyak yang turun. Tidak ada masalah,” ujar dia.

Namun, Suryamin enggan memproyeksikan secara gamblang bahwa akan terjadi infasi pada Mei. Menurutnya, masih ada waktu satu minggu ke depan untuk menentukan hal itu. 

Berdasarkan survei BPS sampai minggu ketiga, Suryamin menegaskan, harga pangan masih dalam taraf aman.

“Dari pemantauan harga, banyak yang tidak melonjak tinggi. harga masih terkendali. Nanti ya, masih enam hari lagi,” tuturnya. (asp)