Soal Pajak, Indonesia Jadi Surga atau Neraka?

Ilustrasi pembayaran pajak.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan bahwa banyak orang yang menghindar dari pajak. Padahal, pajak sangat penting bagi suatu negara.

"Banyak orang menghindar, termasuk mencari negara yang punya surga pajak. Karena punya surga, berarti ada juga negara yang neraka pajak tentunya kan," kata Wapres, dalam pembukaan International Conference on Tax, Investment and Business di Gedung Dhanapala, Kemenkeu, Jakarta, Senin 23 Mei 2016.

Bagi sebagian orang, neraka pajak adalah negara yang menerapkan tarif untuk pajak yang tinggi. Selain itu, dari segi aturan juga diperketat.

Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Apakah menjadi surga pajak, atau tax haven ,atau neraka pajak?

"Kalau Indonesia, saya kira di tengah-tengahlah. Bukan surga, bukan neraka juga," kata Wapres.

Ia beralasan, karena besaran tarif pajak untuk Indonesia saat ini masih 11 persen. Penerimaan dari sektor pajak, lanjut Wapres, juga tidak sebesar dengan negara-negara lain yang mengandalkan pajak untuk pembangunannya.

"Tarifnya juga menengah-menengah, tidak serendah Singapura, tidak setinggi negara-negara Scandinavia, Amerika. Jadi, ya bukan surga, bukan nerakalah," kata Kalla.

Turut hadir dalam acara itu, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, juga ekonom Didik J. Rachbini dan lainnya. (asp)