Mengulik Keindahan Sarung Tenun Khas Bugis

Sarung Bugis
Sumber :
  • Viva.co.id/Linda Hasibuan

VIVA.co.id – Indonesia memiliki beragam kain atau wastra yang menjadi ciri khas masing-masing daerah. Tiap wastra tersebut memiliki keindahan dan filosofi tersendiri.

Keragaman wastra nusantara memiliki ciri berbeda, yang dapat dibedakan satu daerah dengan lainnya, mulai dari teknik dan motif. Salah satu wastra yang paling terkenal di Sulawesi Selatan adalah tenun sutera berwarna cerah, yang disebut sarung Bugis.

Kain tersebut memiliki teknik tenun yang sederhana, yakni dengan ikat pakan dan pakan tambahan. Kain tenun ini merupakan kerajinan daerah itu, yang umumnya masih menggunakan bahan dan alat tradisional.

"Sarung sutera Bugis memiliki warna-warna cerah yang dibuat dengan teknik tenun. Penenun Bugis membuat sarung tersebut dengan menggunakan teknik ikat pakan dan pakan tambahan," ujar Neneng Iskandar, wakil ketua Himpunan Wastraprema kepada VIVA.co.id, belum lama ini.

Dia menambahkan bahwa biasanya untuk membuat satu buah sarung dibutuhkan sekitar satu bulan bahkan lebih lama lagi oleh satu orang penenun perempuan Bugis. Adapun wastra ini memiliki berbagai motif, seperti berbentuk garis-garis vertikal dan horizontal tipis yang saling bersilangan serta motif segitiga sama sisi yang berjajar dan sambung menyambung.

Selain itu, ragam hias ikat pakan wastra tenun kadang kala terdapat di bagian kepala sarung. Sementara itu, bagian dalam sarung ini memiliki ragam hias kotak-kotak atau geometris, sehingga membuat wastra ini terlihat lebih indah.

Seiring berjalannya waktu, sarung tersebut tidak hanya dipakai untuk upacara-upacara adat saja, melainkan juga digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Motif wastra yang digunakan juga tidak menjadi patokan, jadi jika ada yang memakai sarung dengan motif seperti ballo renni, menurut Neneng, belum tentu dia adalah wanita lajang.