Teknologi Informasi Jadi Bahan Favorit Riset Mahasiswa
- VIVA.co.id/Mitra Angelia
VIVA.co.id – Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Muhammad Dimyati mengatakan dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi salah satu ilmu pengetahuan terfavorit yang dijadikan oleh mahasiswa. Tercatat, lebih dari 15 ribu riset perguruan tinggi yang terdata, hampir 2 ribu di antaranya adalah dokumen penelitian terkait TIK.
“Hal ini karena peneliti di bidang TIK jauh lebih tought (mengajarkan) mendapatkan paten. Sementara bidang lain penelitiannya membutuhkan waktu lebih lama sehingga proses mendapatkan paten pun lebih lama,” ujar Dimyati saat pemaparan konferensi mengenai ‘Pemetaan Kekuatan Riset Perguruan Tinggi Indonesia 2016’ di gedung Kemenristekdikti, Jakarta, Jumat 13 Mei 2016.
Dimyati membuka data, dari 15.469 total dokumen itu, tercatat 23 bidang studi yang menjadi kekuatan riset. Urutan pertama adalah bidang kesehatan, 2.680 dokumen dan urutan kedua, yaitu dengan 1.854 dokumen, disusul bidang keamanan pangan dengan jumlah dokumen penelitian sebanyak 1.469.
Sementara itu, untuk memilah 23 bidang studi yang menjadi kekuatan riset, Kemenristekdikti menggunakan delapan parameter. Delapan parameter itu di antaranya adalah rencana induk penelitian, publikasi indeks Scopus, publikasi internasional, akreditasi, jurnal nasional, buku ajar, hak kekayaan intelektual atau paten, teknologi tepat guna, serta purwarupa yang dihasilkan.
Nah, dari pemetaan itu, hingga didapat tiga bidang studi yang unggul, yaitu kesehatan, TIK dan pangan, maka kata dia, Indonesia siap untuk bersaing di kancah internasional. Sebab, seperti bidang TIK saja, anak bangsa mampu menghasilkan karya yang luar biasa.
“Dalam bidang TIK misalnya, banyak riset karya anak bangsa. Misalnya aplikasi atau over the top (OTT), ada aplikasi Dokterku yang aplikatif dan membantu masyarakat,” ungkap Dimyati.