12-05-1949: Blokade Soviet Berakhir di Berlin

Pembangunan Tembok Berlin pada 1961.
Sumber :
  • Wikimedia Commons / US National Archives

VIVA.co.id – Hari ini, 67 tahun silam, Uni Soviet mengakhiri blokadenya selama 11 bulan terhadap Berlin Barat. Blokade ini sebelumnya telah dirusak oleh koalisi jet tempur Amerika Serikat dan Inggris, yang membawa pasokan penting untuk dua juta warga Berlin Barat.

Menurut situs History, usai Perang Dunia II, Jerman terbagi menjadi empat sektor yang dikelola oleh empat kekuatan sekutu utama yang juga pemenang PD II, Uni Soviet, Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis.

Begitu pula dengan Berlin, ibu kota Jerman. Meski pun pada kenyataannya, Soviet lebih diuntungkan dalam menguasai Berlin. Naas, nasib Jerman seperti ketika Perang Dunia I yang harus bertekuk lutut untuk kali kedua.

Pada Maret 1948, Uni Soviet mundur dari Allied Control Council, yaitu koalisi pemerintahan empat negara pemenang PD II.

Dua bulan kemudian, tiga kekuatan Barat (AS, Inggris, Prancis) sepakat untuk membentuk negara Jerma Barat, sebuah bangsa yang sepenuhnya di bawah perlindungan Barat dari campur tangan Soviet.

Lalu, pada 20 Juni, sebagai langkah besar menuju pembentukan pemerintah Jerman Barat, pihak sekutu Barat memperkenalkan mata uang baru, Deutsche Mark.

Soviet pun mengutuk langkah ini sebagai serangan terhadap mata uang Jerman Timur. Empat hari kemudian, Beruang Merah mulai memblokade semua jalur kereta api, jalan, dan komunikasi air di Berlin yang memiliki akses ke Jerman Barat.

Blokade ini berlangsung selama kurang lebih hampir setahun. Pada 23 Mei 1949, Republik Federal Jerman (Jerman Barat) resmi didirikan dengan beribukota Bonn, disusul pada 7 Oktober, Republik Demokratik Jerman (Jerman Timur) diproklamasikan, yang beribukota Berlin.

Ketegangan pun semakin meningkat antara Soviet dan AS-Inggris, dan puncaknya, dibangunlah Tembok Berlin pada 1961.

Dengan memudarnya kekuasaan Soviet pada akhir 1980-an, praktis membuat Partai Komunis di Jerman Timur mulai kehilangan cengkeraman kekuasaan.

Puluhan ribu warga Jerman Timur mulai melarikan diri ke Jerman Barat. Akhir 1989, Tembok Berlin runtuh dan proses reunifikasi pada 3 Oktober 1990, membuat Uni Soviet berada di ujung tanduk.