RI Ingin Jadi Tuan Rumah Bank Proyek Infrastruktur Islam
- Istimewa
VIVA.co.id – Islamic Development Bank (IDB) berencana mensponsori pembentukan World Islamic Infrastructure Bank (WIIB). Indonesia dan Turki menjadi kadidat untuk merebut posisi tuan rumah pembentukan bank infrastruktur tersebut.
Staf Ahli Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Internasional dari Kementerian Keuangan, Andin Hadiyanto, mengungkapkan proses diskusi antara pemerintah Indonesia dan para delegasi IDB masih terus berlanjut sampai saat ini. Bahkan, dalam pertemuan musim semi Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia di Washington DC, Amerika Serikat beberapa waktu lalu, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro telah sepakat untuk menindaklanjuti pembentukan bank tersebut
"Sudah disepakati, pembahasan WIIB nanti bentuknya itu task forces," kata Andien dalam konferensi pers sidang tahunan IDB di Hotel Borobudur Jakarta, Rabu 11 Mei 2016.
Andin menjelaskan, baik Indonesia maupun Turki telah menyampaikan nama-nama yang disodorkan untuk menjadi petinggi di bank tersebut. Meski begitu, kepastian kapan bank infrastruktur Islam itu terbentuk masih menjadi tanda tanya.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Eksekutif IDB Ghassan Al-Baba mengatakan, pembangunan bank infrastruktur tersebut memang mampu menjadi alternatif bagi pembiayaan infrastruktur yang saat ini tengah digenjot.
Namun ia memastikan, pengumuman siapa yang nantinya akan menjadi tuan rumah pembentukan WIIB tidak akan dilakukan saat sidang tahunan IDB berlangsung di Jakarta, pada tanggal 15-19 Mei 2016 mendatang.
"Hal terpenting bagi IDB, adalah bagaimana mengikuti mandat untuk kepentingan yang relevan dengan para anggota. Infrastruktur development itu sangat krusial, maka memang perlu ada," kata dia.
Sebagai informasi, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D. Hadad beberapa waktu yang lalu mengungkapkan, jika IDB memilih Indonesia sebagai tuan rumah, maka nantinya akan ada banyak proyek infrastruktur dalam negeri yang bisa dioptimalkan. "Dananya mungkin bisa miliaran dolar, karena investor bisa dari luar negeri dan dalam negeri," kata Muliaman.
(ren)
--