Ditemukan 1284 Planet Baru
- dailymail.co.uk
VIVA.co.id – Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengumumkan penemuan ribuan di luar Tata Surya. Teleskop andalan NASA, Kepler menemukan 1284 planet baru. Ini merupakan salah satu koleksi temuan besar teleskop tersebut.
Dikutip dari The Register, Rabu 11 Mei 2016, selain 1.284 , teleskop tersebut juga menunjukkan ada 1.327 kemungkinan penampakan planet baru, serta 707 kemungkinan planet lainnya.
Temuan ribuan planet baru ini menjadi catatan sejarah bagi NASA. Sebab, selama ini, mereka mengandalkan Kepler untuk pencarian planet, khususnya yang berada di luar Tata Surya.
Berkat telekop tersebut, kini ilmuwan dan peneliti bisa mengetahui kemungkinan ada banyak planet di luar Tata Surya. Temuan tersebut, juga menjadi informasi mendasar bagi misi antariksa di masa depan.
"Sebelum teleskop antariksa Kepler diluncurkan, kita tidak mengetahui apakah planet luar Tata Surya itu tergolong langka, atau hal yang umum di galaksi kita," ujar Paul Hertz, Direktur Divisi Astrofisika NASA.
Soal profil ribuan temuan planet baru tersebut, NASA mengatakan sebagian besar merupakan planet gas raksasa. Hanya 550 di antara planet baru tersebut, merupakan planet berbatu seperti Bumi. Dari jumlah planet baru itu, sembilan di antaranya punya potensi keberadaan air dan kemungkinan bisa untuk kehidupan.
Temuan Kepler tersebut akan membantu dalam memahami jumlah objek yang layak huni di masa depan, misalnya planet yang seukuran Bumi.
"Jumlah planet seukuran Bumi diperlukan dalam mendesain misi masa depan untuk pencarian lingkungan yang bisa dihuni dan kehidupan," jelas Natalie Batalha, salah satu penulis paper yang juga ilmuwan misi Kepler di Ames Research Center NASA.
Temuan Kepler tersebut, memang menjadi momentum penting. Sebab, teleskop yang diluncurkan pada 2009 itu mengalami beberapa masalah.
Pada 2013, dua dari empat reaksi roda yang dipakai Kepler untuk menstabilkan teleskop mengalami kegagalan. Untungnya, insinyur NASA langsung bisa cepat menyelesaikan problem tersebut. Insinyur menemukan cara untuk menyeimbangkan instrumen itu dengan menggunakan tekanan angin Matahari pada panel surya di teleskop tersebut.
Masalah juga melanda Kepler pada April 2016. TIba-tiba Kepler mati dengan sendirinya dan berubah ke mode darurat tanpa alasan yang jelas. Setelah sepekan mati, tim manajemen krisis NASA bisa kembali mengendalikan Kepler dan akhirya teleskop itu bisa melanjutkan misi K2, untuk mencari planet luar Tata Surya dan kemungkinan penampakan supernova. (asp)