Harga Dexlite Diturunkan, Dorong Penjualan Mobil Diesel

Pertamina Luncurkan Dexlite
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar berpotensi meningkat seiring rencana PT Pertamina (Persero) menurunkan harga, dexlite. Apalagi dengan cetane number 51, dexlite juga sudah masuk dalam standar Euro II.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro mengatakan, animo masyarakat terhadap Dexlite sangat tinggi, apalagi dengan rencana penurunan harga dari yang ditetapkan saat ini sebesar Rp6.750 per liter.

"Jika nanti kita sukses menurunkan harga dari hasil negosiasi FAME (Fatty Acid Methyl Ester), pasti harga akan turun lagi dan konsumsi masyarakat makin bertambah,” kata Wianda dalam keterangan tertulisnya yang diterima VIVA.co.id, Minggu 8 Mei 2016.

Menurut Wianda, saat ini masyarakat banyak yang mau menggunakan mobil diesel, seperti di negara-negara Eropa. Mesin diesel dengan bahan bakar solar lebih hemat dan ramah lingkungan. Di Indonesia, mesin diesel tidak berkembang karena ketiadaan bahan bakar yang sesuai.

"Kita sebelumnya punya Pertamina dex tapi harganya terlalu tinggi. Biosolar, cetane number-nya masih rendah yakni 48. Karena itu kami luncurkan dexlite dengan cetane number 51,” ungkapnya.

Wianda menambahkan, peluncuran dexlite juga memberikan kesempatan kepada industri kendaraan bermotor nasional untuk memproduksi mobil diesel.

"Dengan begitu masyarakat yang ingin mengunakan kendaraan bermesin diesel tidak perlu ragu-ragu lagi sekarang.”

Sementara itu, Pembina III Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Sudirman Maman Rusdi mengakui, tidak tersediannya bahan bakar diesel berstandard Euro II ke atas menjadi penyebab tidak berkembangnya produk-produk bermesin diesel di Indonesia.

"Mesin-mesin kendaraan diesel di dunia sekarang rata-rata sudah diatas Euro II, bahkan Euro IV, V dan VI," kata Sudirman.

Saat ini, lanjut dia, mobil-mobil bermesin diesel hanya sekitar 20 persen dari total pasar di Indonesia, dan di dominasi oleh bus-bus dan truk.

Dia menambahkan Gaikindo tentu menyambut baik peluncuran produk baru Pertamina dengan standard Euro II, sehingga kendaraan bermesin diesel makin berkembang. Namun, dia tetap meminta Pertamina untuk tetap mempertahankan Pertamina dex, yang seperti juga untuk bahan bakar bermesin diesel memiliki variasi produk yang cukup banyak.

"Seperti halnya bensin, ada premium, pertalite, pertamax, untuk mesin diesel juga harus tetap ada biosolar B20, dexlite, Pertamina dex,” kata dia.

Sebagai informasi, dexlite, yang mulai dipasarkan Pertamina pada 15 April lalu memiliki angka cetane 51 dengan kandungan sulfur maksimal 1.200 ppm atau lebih tinggi dibandingkan dengan solar dengan angka cetane number 48 dan kandungan sulfur maksimal 3.500 ppm. Sedangkan, Pertamina dex memiliki angka cetane number 53 dengan kandungan sulfur maksimal 500 ppm.

Saat ini Pertamina memasarkan dexlite di 33 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) setelah sebelumnya telah melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada personel SPBU mengenai produk dexlite. Pada tahap awal, Pertamina menyediakan Dexlite sebanyak 10 – 15 kilo liter per hari di masing-masing SPBU.

Pertamina juga telah mempersiapkan infrastruktur Terminal BBM, armada mobil tangki, dan infrastruktur IT serta fasilitas lainnya untuk mendukung kelancaran operasional uji pasar. Instalasi Jakarta Group telah siap menyalurkan dexlite dengan kapasitas 1.000 KL per hari.

Untuk pengiriman dari Terminal BBM ke SPBU juga telah disiapkan mobil tangki multipurpose sehingga dengan adanya tambahan produk baru Dexlite ini tidak akan mengganggu pengiriman produk BBM lainnya.  

(mus)