Bangsa Ini Mengalami Kondisi Darurat

Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid
Sumber :

VIVA.co.id – Dua ratus peserta terdiri dari mahasiswa, pelajar SMA dan tokoh masyarakatdaerah Jambi dan dihadiri juga olah anggota MPR Mustafa Kamal (Fraksi PKS) memenuhi aula Mayang Mangurai, Gedung Bappeda, Provinsi Jambi. Mereka berkumpul untuk mengikuti Sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang terselenggara atas kerjasama MPR RI dengan Forum Peduli Remaja Jambi (FPRJ), Selasa, 3 Mei 2016.

Wakil Gubernur Jambi H. Fahrori Umar mewakili Gubernur dalam sambutannya pada acara sosialisasi Empat  Pilar MPR RI yang diadakan di‘Negeri Sepucuk Jambi Sembilan Lurah’ itu,menyampaikan bahwa dirinya dan para pesertasangat berbahagia mendapat perhatian dari Wakil Ketua MPR Dr. HM. Hidayat Nur Wahid, MA. untuk memberi sosialisasi.

Diungkapkan Fahrori bisa jadi banyak peserta yang tidak tahu Empat Pilar. Untuk itulah dalam acara itu peserta akan diberi pemahaman mengenai Empat  Pilar MPR RI (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika) untuk menggali potensi para remaja untuk dapat mencintai kebudayaan Jambi.

Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid dalam paparannya mengatakan MPR tidak mungkin sendiri dalam melakukan sosialisasi sebab jumlah anggota MPR terbatas. Selain itu disibukan oleh aktivitasnya di DPR dan DPD sebab anggota MPR adalah anggota DPR dan DPD. Di kedua lembaga itu, menurut Hidayat Nur Wahid sangat luar biasa kesibukannya padahal yang perlu disosialisasikan adalah hal-hal yang mendasar.

Hidayat Nur Wahid mengungkapkan sejak dirinya menjadi Ketua MPR periode 2004-2009, sosialisasi sudah dilakukan. Pada saat itu dirinya mengharap agar dalam sosialisasi ini pemerintah mengambil peran yang besar sebab jaring-jaring kekuasaan pemerintah hingga daerah, sampai RT, dan ditunjang oleh anggaran yang besar. "Jumlah anggota MPR terbatas," ujarnya.

Hidayat Nur Wahid menjelaskan mengapa UUD perlu disosialisasikan sebab pada konstitusi tersebut terjadi perubahan yang mendasar. Disebutkan dulu tak ada Pemilu Presiden, setelah ada perubahan konstitusi, Pemilu Presiden digelar secara berkala.

Dalam kesempatan itu Hidayat Nur Wahid mengungkapkan bahwa bangsa ini mengalami kondisi darurat, dalam hal kekerasan terhadap perempuan, kejahatan anak dibawah umur.

Diungkapkan Hidayat bila kita mengamalkan Sila I tentu tak akan terjadi lagi peristiwa seorang mahasiswa membunuh dosennya di Medan, mahasiswi Jogjakarta ditemukan tewas di toilet, dan lebih menyedihkan lagi di Bengkulu 14 pelajar memperkosa siswi yang masih berusia 14 tahun saat kita merayakan hari pendidikan 2 Mei.

Untuk itu dirinya mengajak mari kita semuabelajar dari para pahlawan dan pendiri bangsa Indonesia yang mengajarkan kita bangga dan mencintai bangsa sendiri, apalagi Jambi memiliki seorang pahlawan besar yakni Sultan Thaha. Menyelamatkan bangsa dari berbagai masalah buruk merupakan cita-cita pendiri bangsa..

Untuk itu perlu menginternalisasikan Pancasila agar masyarakat tidak melakukan kejahatan dan peristiwa menyedihkan pada saat kita merayakan hari pendidikan 2 Mei 2016 lalu tidak tejadi lagi , ujarnya. (webtorial)