Sperma Kini Bisa Dibikin dari Kulit Manusia

Ilustrasi sperma
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Peneliti Spanyol kini membuat terobosan bagi problem kesuburan manusia. Tim peneliti Negeri Matador ini mengumumkan telah berhasil menciptakan atau sel telur yang berasal dari sel kulit manusia. Terobosan ini akan membantu bagi orang dewasa yang kesulitan mendapatkan keturunan. 

Dikutip dari Bigthink, Jumat 29 April 2016, dalam studinya, tim peneliti Valencian Infertility Institute. Spanyol menggunakan koktail gen yang memprogram kembali sel kulit matang. Dalam prosesnya, peneliti mengubah sel kulit menjadi sebuah sel benih yang nantinya akan  atau sel telur. Proses perubahan dari sel kulit matang menjadi sel benih itu membutuhkan waktu sebulan. Selanjutnya, kata peneliti, sel benih itu tidak akan bisa langsung dibuahi. 

"In merupakan sperma, tapi perlu fase kematangan berikutnya untuk menjadi sebuah gamet (sel telur atau sperma). Tahapan ini adalah awal," kata salah satu peneliti, Carlos Simon. 

Dia mengatakan, apa yang dilakukan timnya bakal menolong orang yang punya problem kelemahan gamet dalam mendapatkan keturunan.  Misalnya di Amerika Serikat saja, tim peneliti memperkirakan ada seitar 220 ribu pria dan 290 ribu wanita berusia 20-44 tahun yang memerlukan gamet untuk menghasilkan anak. 

"Itu adalah problem yang ingin kami selesaikan, menciptakan gamet pada orang yang tak memiliki (kesuburan) sperma dan sel telur," tuturnya. 

Dalam papernya, tim peneliti menuliskan donasi gamet memang menghasilkan kemungkikan tingkat kehamilan yang tinggi. Namun demikian, ada perhatian etik, legal dan personal yang dikaitkan dengan teknik pembuatan gamet tersebut. 

Terlepas dari persoalan itu, peneliti mengatakan, saat ini ada peningkatan minat dalam alternatif pembuatan sperma secara rekayasa.

Riset yang dilakukan peneliti Spanyol itu sejatinya merupakan pengembangan dari penelitian sperma dari peneliti di berbagai belahan dunia. Diketahui, sebelumnya peneliti Jepang da Inggris yang memenangi Nobel menemukan sel dewasa bisa diubah kembali ke sel puncak (induk) yang seperti embrio.

Penelitian lain yang menjadi landasan riset tim Spanyal yaitu hasil dari penelitian tim China pada 2016. Peneliti Tiongkok itu menciptakan tikus dari sperma buatan.