Lima 'Soft Skill' yang Dibutuhkan Pimpinan Sukses
- http://spidolbekas.wordpress.com
VIVA.co.id – Para pemimpin yang sukses di belahan dunia manapun tidak hanya menguasai keterampilan teknis (Technical skil) di bidangnya. Tapi juga mereka secara persuasif ahli mengendalikan situasi dan kondisi dan menempatkan dirinya dengan tepat di lingkungan pekerjaannya (soft skil).
Pada umumnya, soft skil dikenal sebagai keterampilan interpersonal. Seperti negosiasi, diplomasi, adaptasi , membangun semangat dan memjaga hubungan baik dengan berbagai pihan. Hal itulah yang tidak sedikit menjadi kunci sukses keberhasilan seorang pemimpin.
Menurut Resourceful Manager, situs yang mendedikasikan dirinya untuk membuat para manajer atau pemimpin untuk lebih efektif menjalankan pekerjaannya, banyak pemimpin yang cerdas dan memiliki kemampuan teknis yang sangat baik. Namun, mereka tidak tidak akli dalam mengeksekusi, karena minimnya soft skil yang dimiliki.
Dilansir dari Business Insider, Kamis 28 April 2016, berikut adalah lima soft skil yang diperlukan para pemimpin untuk menjadi sukses versi Resourceful.
1. Jadi pendengar yang baik
Komunikator yang handal tidak hanya terampil dalam mengartikulasikan pikiran mereka sendiri, tapi mereka juga pendengar yang baik. Pemimpin yang sukses memahami pentingnya mendengarkan pikirandan ide orang lain.
2. Mampu menyampaikan berita buruk
Tidak seorang pun ingin menjadi pembawa berita buruk, tetapi setiap pemimpin tahu bahwa itu semua adalah bagian dari pekerjaannya. Kemampuan untuk menyampaikan berita malang dengan bijaksana adalah yang membuat pemimpin itu sukses.
3. Berani berkata tidak
Dalam setiap posisi kepemimpinan, mengatakan tidak untuk ide-ide karyawan adalah bagian besar dari pekerjaan. Kemampuan mengubah orang menjadi tidak sensitif itu keahlian yang harus dimiliki pemimpin.
4. Negosiasi
Kebanyakan pemimpin bernegosiasi sepanjang harinya, dengan klien, karyawan, teman-teman dan keluarga. Negosiator yang sukses adalah yang tetap adil dan perhatian dengan keinginan orang lain sambil mendorong apa yang mereka inginkan.
5. Menghubungkan pemangku kepentingan
Hubungan baik antara manajer dan karyawan, dibutuhkan dan merupakan hal yang penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang kohesif dan produktif.
(mus)