Kapolri: Laporkan Penganiaya Jurnalis ke Propam

Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti.
Sumber :
  • Syaefullah/VIVA.co.id

VIVA.co.id - Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengaku baru mengetahui kabar ada seorang jurnalis yang menjadi korban intimidasi anggota Brimob saat melakukan peliputan kerusuhan di lembaga pemasyarakatan (Lapas) Banceuy, Bandung, Jawa Barat, Sabtu, 23 April 2016.

"Ya kalau ada datanya adukan aja ke Propam itu. Adukan ke Propam. Jangan sampai isu. Yang saya takutkan isu," kata Badrodin di kantor Menkopolhukam, Jakarta, Senin, 25 April 2016.

Badrodin heran ketika diberitahu anggotanya memaksa pewarta foto menghapus gambar dalam kamera yang berisi situasi saat-saat kerusuhan.

"Apa urusannya Brimob hapus, kan enggak ada kepentingannya juga. Kami kan hanya melakukan pengamanan. Brimob melakukan pengamanan. Kalau ada kerusuhan seperti itu harus kami redakan. Kalau memang ada datanya silakan lapor langsung ke Propam, tapi jangan mengada-ngada," tegas Badrodin.

Sebelumnya Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Bandung melaporkan bahwa ada seorang jurnalis foto sebuah media daring (online) bernama Ibenk dipaksa menghapus foto-foto hasil jepretannya dalam peristiwa kerusuhan itu. Ibenk sudah menjalankan tugas jurnalistiknya sesuai prosedur, termasuk mengenakan tanda pengenal, dan masuk ke lapas itu pun seizin petugas.

Dilaporkan Ketua AJI Bandung, Adi Marsiela, Ibenk mengabadikan momen-momen seperti beberapa narapidana yang tergeletak dan terluka di lorong-lorong Lapas. Ketika hendak keluar Lapas, ada personel Brimob yang memerintahkan Ibenk ditahan.

Beberapa petugas polisi lantas menarik Ibenk dan berusaha merebut kameranya. Ibenk mengingat betul peristiwa itu.

"Saya berusaha bertahan. Mereka mau ambil dan hapus foto saya, saya bilang, kalau mau dihapus di luar saja, karena di luar saya tahu ada rekan-rekan wartawan yang lain," ujar Ibenk, seperti dikutip dari siaran pers AJI Kota Bandung yang diterima VIVA.co.id pada Minggu, 24 April 2016.

Ibenk mengaku tak dapat berbuat banyak dan mempersilakan polisi menghapus foto-foto hasil jepretannya di dalam Lapas. "Saya biarkan mereka menghapus foto-foto kejadian di dalam Lapas, daripada foto saya dihapus semua," katanya.