Bulan Ini Diprediksi Deflasi, Kata Bank Indonesia
- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVA.co.id – Bank Indonesia memprediksi, pada bulan ini akan terjadi deflasi. Seiring keluarnya beberapa kebijakan strategis pemerintah di kuartal I-2016 yang dinilai sebagai stimulus untuk perbaikan ekonomi.
"Kami perkirakan deflasi. Perkiraan kami di angka 0,3 persen," kata Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung saat ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis 21 April 2016.
Juda menjelaskan, penurunan harga bahan bakar minyak bersubsidi pada awal bulan ini, ditambah dengan penurunan tarif angkutan umum menjadi komponen penyumbang deflasi. Meski begitu, sampai saat ini masih ada beberapa jenis angkutan yang mengikuti kebijakan tersebut.
Selain itu, laju IHK pada bulan ini tidak akan terlalu diganggu oleh tekanan dari volatile foods (Komponen bahan makanan bergejolak) yang bersumber dari kenaikan harga beberapa komoditas pangan akibat gangguan pasokan. Juda menilai, pasokan komoditas pangan sampai saat ini masih relatif aman.
"Harga pangan tidak akan terlalu bergejolak di bulan ini. Itu yang kami monitor,” ucapnya.
Sebagai informasi, laju IHK sendiri pada Maret 2016 mencetak inflasi sebesar 0,19 persen secara bulan ke bulan. Inflasi pada bulan itu disumbang oleh inflasi volatile foods.
Sementara disisi lain, kelompok administered prices (harga yang diatur pemerintah) mengalami deflasi, disumbang dari penurunan tarif listrik, tarif angkutan udara, dan bensin nonsubsidi.