Rizal Ramli Terobsesi Ubah Konsep Wisata Candi Borobudur

Candi Borobudur.
Sumber :
  • REUTERS/Andreas Fitri Atmoko/Antara Foto

VIVA.co.id – Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli, mengungkapkan di Indonesia banyak tempat wisata yang tidak memiliki konsep yang jelas. Hal tersebut lah yang membuat wisatawan yang datang tidak sebanyak negara lain yang memiliki tempat wisata serupa. 

Rizal mencontohkan, Candi Boroburur misalnya, hanya disajikan sebagai salah satu peninggalan sejarah. Padahal, ada banyak daya tarik dari candi tersebut bisa dijual kepada turis, baik asing maupun dalam negeri.  

"Sangat mengecewakan jumlah turis yang ke Borobudur satu tahunnya hanya 300 ribu orang. Kebanyakan hanya mau melihat heritage. Jadi, dia datang ke sana, lihat heritage, dua tiga jam kabur lagi," kata Rizal di Bali, Kamis 21 April 2016.

Menurut dia, tempat seindah Borobudur mestinya mampu menarik jumlah wisatawan lebih dari jumlah tersebut. Sebab, ada beberapa tempat wisata serupa di beberapa negara di kawasan Asia yang pengunjungnnya lebih banyak. 

"Bayangkan, ada tempat yang tidak sebagus Borobudur dan Prambanan. Di Kamboja, itu jumlah turisnya satu tahun 7,5 juta. Kok bisa Borobudur yang lebih monumental, yang lebih hebat, hanya 300 ribu," katanya.

Dia menegaskan, Borobudur ke depannya harus memiliki visi yang jelas. Jika memang wisata religi yang disajikan, harus dapat dikemas dengan lengkap dalam satu paket wisata. 

"Visi Borobudur tidak jelas, hanya heritage. Sementara yang di Kamboja itu visinya religius tourism. Jadi orang datang ke sana, pada dasarnya adalah ibadah. Itulah mengapa turis kalau datang ke sana, itu menginap berhari-hari, bukan hanya tiga jam," tegas dia.

Untuk itu, Rizal mengaku akan mengubah konsep visi Borobudur akan diubah total. Borobudur, ia melanjutkan, akan dikembangkan menjadi wisata religius. 

"Kalau orang Kristen sekali seumur hidup harus ke Yerussalem, orang Islam harus berkali-kali harus ke Mekkah atau Madinah, saya ingin, satu miliar orang Budhha, minimal sekali seumur hidup harus ke Borobudur," harap Rizal.

Untuk menata Borobudur, Rizal mengaku telah mendapatkan lahan seluas  lima ribu hektar di kaki Bukit Manoreh dari menteri kehutanan. 

"Lokasinya itu tiga jam dari Borobudur. Nanti Borobudur yang terlalu padat kita rapikan, kita pindahkan penduduknya," jelas dia.

Nantinya menurut dia, ada dua hal yang menjadi kompensasi bagi warga di sekitar Borobudur yang akan dipindahkan dari kaki Bukit Manoreh. Pertama, pengantian tanah dua kali lipat dari luasan tanah sebelumnya.

"Kedua, kami akan berikan saham secara kolektif kepada rakyat yang dipindahkan 3 persen, supaya mereka merasa memiliki dan mereka menjaga tempat itu," jelas dia.

(ren)