Jokowi Tegaskan ke Inggris RI Ingin Jadi Poros Maritim Dunia
- REUTERS/Stefan Wermuth
VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo dalam kunjungan ke Inggris kembali menekankan visi pembangunan Indonesia yang berorientasi kepada sektor maritim. Sebagai negara kepulauan, Indonesia berambisi menjadi salah satu pusat kekuatan maritim berpengaruh di dunia.
Penegasan itu disampaikan Presiden Jokowi saat berpidato di hadapan peserta Marine Environment Protection Committee (MEPC) di Gedung International Maritime Organization (IMO) London, Inggris. Jokowi menyataan, sejak awal menjabat, pihaknya sudah memberi perhatian khusus ke masalah-masalah kelautan.
Menurut dia, Indonesia melihat samudera memiliki arti penting historis, ekonomi, dan geopolitik, serta dikenal sebagai bangsa pelaut.
“Kehidupan ekonomi kami sebagian berasal dari sumber daya maritim dan hasil perdagangan melalui laut kini kami berada di tengah pusat gravitasi ekonomi dan politik dunia, sebagai titik tumpu (fulcrum) dua samudera Samudera Pasifik dan Samudera Hindia,” tutur Presiden, seperti dikutip pada laman Sekretariat Kabinet, Rabu, 20 April 2016.
Jokowi menegaskan, sudah terlalu lama Indonesia memunggungi laut, padahal jati diri asli adalah negara maritim.
“Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, di mana dua pertiga wilayah kami terdiri dari air. Air yang kaya sumber daya maritim, ikan, gas, minyak, dan keragaman hayati,” tuturnya.
Jokowi berkomitmen menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, menyuarakan lagi Jalesveva Jayamahe, dan kembali ke jati diri Indonesia sebagai negara maritim.
“Kami akan membangun infrastruktur maritim, menjaga sumber daya laut kami dari eksploitasi illegal dan merusak, memanfaatkan kekayaan laut untuk rakyat kami, menjaga keamanan, dan keselamatan laut sebagai urat nadi perdagangan dunia, melestarikannya untuk anak cucu kami dan untuk dunia,” tegas Jokowi.
Dia memaparkan, Indonesia terdiri lebih dari 17 ribu pulau dipersatukan oleh laut.
“Pembangunan konektivitas laut antar pulau-pulau itu, yang saya sebut sebagai pembangunan tol laut, menjadi sebuah keniscayaan dengan cara membangun pelabuhan baru, meng-upgrade pelabuhan-pelabuhan yang ada, dan menambah armada kapal logistik dan penumpang, serta modernisasi pengelolaan pelabuhan,” katanya.
Semua yang dilakukan itu, menurut Presiden, untuk percepatan dan pemerataan pertumbuhan ekonomi Indonesia serta menjadikan ekonomi Indonesia lebih efisien dan kompetitif.
Dia menambahkan, pada awalnya banyak pihak yang pesimis dengan rencana tersebut, namun rencana pembangunan infrastruktur laut ini sudah mulai berjalan.
“Sejak 2015, kami telah menyelesaikan 27 pelabuhan baru. Kami juga sedang membangun 68 pelabuhan lagi, yang tersebar di Maluku, Papua, NTT, dan Sulawesi. Saat ini, kami juga sedang menambah 200 kapal patroli, penumpang, ternak, navigasi dan barang,” ujar Jokowi. (ren)