Terkerek Saham Perawatan Kesehatan, Wall Street Menguat
- Reuters
VIVA.co.id – Indeks saham utama Amerika Serikat ditutup lebih tinggi pada akhir perdagangan Senin waktu New York, terkerek oleh penguatan saham sektor perawatan kesehatan dan peralatan konsumen.
Seperti dikutip dari laman CNBC, Selasa, 19 April 2016, padahal harga minyak membukukan sebagian besar kerugian pada penutupan perdagangan semalam.
"Ini menakjubkan, di tengah harga minyak turun, pasar saham malah menguat. Hal yang menggembirakan adalah pasar saham mendapatkan kekuatan dari tempat yang berbeda," kata JJ Kinahan, Kepala Strategi Pasar TD Ameritade.
Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat turun 58 sen atau 1,4 persen ke level US$39,78 per barel, setelah sebelumnya anjlok 6,5 persen karena produsen minyak gagal mencapai kesepakatan untuk pembekuan produksi minyak pada pertemuan di Doha, Qatar.
Pedagang minyak memperoleh dukungan, setidaknya dalam jangka pendek, yakni berita bahwa Kuwait akan mengurangi produksi minyak secara signifikan.
Presiden Federal Reserve New York, William Dudley, mengatakan bahwa normalisasi kebijakan moneter AS akan dilakukan secara bertahap dan hati-hati, karena adanya ketidakpastian yang signifikan akibat krisis keuangan global.
The CBOE Volatilitas Index (VIX), yang secara luas dianggap sebagai ukuran terbaik dari kecemasan di pasar diperdagangkan mendekati 13,6 persen.
Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir naik 91 poin (0,51 persen) ke level 17.988, dengan saham Disney yang memimpin pelemahan saham. Sementara itu, indeks S&P 500 menguat 10 poin (0,5 persen) ke level 2.091, dipimpin oleh saham sektor energi. Adapun indeks Nasdaq naik 16 poin (0,34 persen) ke level 4.954.
Volume saham yang diperdagangkan di Bursa Efek New York hampir mencapai 541 juta unit saham dengan volume komposit mendekati 2,45 miliar unit saham.
Sementara itu, nilai tukar mata uang dolar melemah terhadap mata uang mitra dagang utama AS. Imbal hasil (yield) treasury 10 tahun yang digunakan untuk menentukan suku bunga KPR dan kredit konsumsi naik menjadi 1,78 persen. (one)