Cangkok Tulang ala BPPT Diklaim 70 Persen Lebih Murah

Implan tulang belakang cetakan 3D
Sumber :
  • www.forbes.com/Peking University Third Hospital

VIVA.co.id – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), melalui Pusat Teknologi Material, berhasil mengembangkan cangkok tulang Stainless Steel 316L dari bahan lokal. Direktur PTM BPPT, Asep Riswoko, menyebutkan implan tulang yang dikembangkan itu memanfaatkan Ferro-Nickel lokal sebagai bahan baku utama.

“Produksi implan tulang SS 316L ini dikembangkan menggandeng mitra lokal menggunakan sumberdaya Ferro-Nickel dari Pomala, Sulawesi Tenggara. Uji produksi massal 500 implan di industri telah dilakukan dan dapat mereduksi harga implan 60 sampai 70 persen dibandingkan dengan harga implan tulang impor yang setara," ujar Asep dalam keterangan pers yang diterima VIVA.co.id, Senin 18 April 2016.

Asep menuturkan, meski murah, BPPT tidak mengenyampingkan kualitas dari implan tulang. Ia meyakinkan bahwa kualitasnya pun tak kalah dengan buatan luar negeri.

"Hal ini akan mendorong industri dalam negeri untuk memproduksi produk alat kesehatan berbasis bahan baku lokal dengan biaya yang lebih efisien. Setelah memenuhi beberapa persyaratan ijin edar dari instansi terkait, produk yang dihasilkan pun dapat menggantikan produk impor yang selama ini dipakai," ungkap Asep.

Sebagai informasi, kebutuhan nasional alat kesehatan (alkes) implan untuk penyelenggaraan jaminan kesehatan sangat tinggi. Tingginya angka kecelakaan lalu lintas serta meningkatnya usia harapan hidup manusia Indonesia membutuhkan implan karena kerusakan tulang.

Berdasarkan data Kemenkes tahun 2012, belanja total alat kesehatan (alkes) RI mencapai Rp7 triliun. Dari angka itu, kontribusi industri manufaktur lokal alkes hanya sekitar 4 persen dari total anggaran belanja alkes. Praktis mayoritas belanja alkes mencapai Rp6,74 triliun berasal dari impor. Potensi pasar Alkes di Indonesia cukup besar mencapai 6 persen dari PDB.

Contoh produksi implan yang dikembangkan BPPT telah memenuhi persyaratan material medis kedokteran orthopedi dan kekuatan mekanik bahan implan sesuai standard internasional (ASTM F 138/ISO 5832-1 dan ASTM A 276).

Hasil inovasi ini pun, kata  Asep, dapat dijadikan produk implan generik nasional yang efektif untuk pelayanan kesehatan masyarakat sehingga dapat meningkatkan kemandirian bangsa dan substitusi impor alkes implan tulang.

“Banyak manfaatnya, berbasis sumber daya material lokal, adding value oleh industri dalam negeri sehingga menyerap tenaga kerja lokal. Tentu hal ini diharapkan dapat mendorong pembangunan ekonomi,” tutur dia. (ren)