Dua BUMN Bangun Pembangkit Tenaga Surya di NTB
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - PT Pengembangan Pariwisata Indonesia, atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) dan PT Pertamina akan membentuk perusahaan patungan (joint venture company) untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang akan memasok kebutuhan listrik ke kawasan Mandalika, Nusa Tenggara Barat.
Perusahaan patungan itu selanjutnya akan bekerja sama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pembeli, sekaligus menyalurkan listrik dari PLTS dengan skema pembelian (purchasing power agreement/PPA).
"PLTS akan beroperasi menggunakan konsep hybrid dengan listrik PLN, di mana PLTS akan mencapai kapasitas maksimum selama siang hari. Sedangkan pada malam hari, kebutuhan listrik akan tetap dipenuhi PLN," kata Direktur Utama ITDC, Abdulbar M. Mansoer, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Kamis 14 April 2016.
Abdulbar mengatakan, PLTS ditujukan untuk mengangkat konsep ecotourism Mandalika dan akan dibangun secara bertahap dengan kapasitas sampai 50 megawatt (MW) pada 2019. Kebutuhan listrik, khususnya untuk kawasan Mandalika hingga 2025 diperkirakan mencapai 110 MW.
Terkait rencana tersebut, Abdulbar menjelaskan, ITDC telah menyampaikan presentasi kepada manajemen PLN dan Kementerian Keuangan melalui Forum Group Discussion (FGD) bertajuk "Pengembangan Infrastruktur Kelistrikan dalam Mendukung Pengembangan Pariwisata NTB dan Mandalikaā€¯ di gedung pertemuan PLN NTB, Rabu, 13 April 2016.
Abdulbar mengungkapkan, FGD ini merupakan inisiasi Direktorat Pengelolaan Risiko Keuangan Negara Kementerian Keuangan yang merupakan salah satu bentuk dukungan pemerintah pusat melalui Kementerian Keuangan.
Dalam FGD tersebut, Direktur Pengelolaan Risiko Keuangan Negara, Kemenkeu, Brahmantyo Istidjoso menyampaikan bahwa kebutuhan pendanaan infrastruktur di luar komitmen pemerintah sebesar Rp1,85 triliun, dapat dipenuhi menggunakan beberapa fasilitas yang disiapkan Kementerian Keuangan. Di antaranya Program Direct Lending dan Program Penunjang Ekspor Jasa, yang akan memberikan ITDC tingkat bunga yang sangat kompetitif.
Terkait pasokan listrik di Mandalika, General Manager PT PLN NTB, Karyawan Aji mengatakan, rasio elektrifikasi di NTB saat ini mencapai 73,46 persen, jauh di atas rata-rata nasional yang berkisar 71-72 persen sesuai data Maret 2016.
Khusus kapasitas trafo yang terpasang di kawasan KEK Mandalika, menurut Karyawan, memiliki daya 1x30 MVA dengan kekuatan daya 30 MW. Namun, yang termanfaatkan, baru sekitar 22,35 persen. Sementara ini masih cukup melayani pembangunan hotel-hotel di kawasan Mandalika Resort.
Andianto Hidayat, yang mewakili PT Pertamina mengatakan, proyek ini merupakan bukti komitmen Pertamina dalam mengembangkan energi bersih di Tanah Air. "Selain PLTS ini, kami juga tengah menyiapkan konsep hybrid generation dengan gas yang didatangkan dalam bentuk LNG (gas alam cair)," ujarnya.
Dia menambahkan, selain mendukung kebutuhan energi listrik di kawasan Mandalika, energi dingin LNG bisa dimanfaatkan untuk AC dan refrigerating system bahan makanan. Gasnya juga bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan dapur di hotel, restoran, dan permukiman sekitar.
Abdulbar mengatakan, ITDC akan menyiapkan lahan seluas 40-60 hektare sebagai lokasi pembangunan PLTS di Mandalika. "Kalau PLTS sudah terbangun, kami harapkan pada 2017, sudah bisa mengaliri listrik di KEK Mandalika," ujarnya.
Selain pembangunan infrastruktur dasar seperti PLTS, ITDC segera membangun hotel Pullman dan Club Med. Hotel Pullman akan dibangun pada Oktober 2016, dan diharapkan segera diikuti oleh investor lainnya yang telah berkomitmen membangun Royal Tulip (oleh Lee Jong Kwak), Marriott (Bauer), dan Intercontinental (Jiva Samudera Biru).
Pullman dan Club Med dibangun melalui investasi ITDC. Untuk Pullman saja, ITDC menganggarkan Rp400 miliar. Rencananya, hotel dengan jumlah 250 kamar ini akan beroperasi pada awal 2018.
Begitu pula untuk Club Med, ITDC mengalokasikan dana sekitar Rp900 miliar. Biaya ini digunakan untuk membangun hotel dengan kelas di atas bintang lima berkapasitas 400 kamar.
Alasan ITDC menggandeng Club Med ke Mandalika, adalah karena memiliki 1,6 juta anggota di seluruh dunia yang akan mendukung pencapaian target occupance rate Club Med. Sebab, di mana pun Club Med membangun, members akan datang dan menginap. Seperti Pullman, ia juga berharap, Club Med bisa menjadi daya tarik baik bagi wisatawan maupun operator dan investor lainnya untuk membangun hotel.
Manajemen ITDC optimistis, melalui pembangunan PLTS yang merupakan implementasi sinergi antar BUMN, dapat mempercepat pembangunan KEK Mandalika, sebagai destinasi utama wisata di Indonesia. "Pembangunan PLTS diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan mendukung upaya kami dalam mendukung target pemerintah yang mencanangkan 20 juta wisatawan mancanegara pada 2019," kata Abdulbar.