Bonus Demografi Indonesia Terancam Bahaya Rokok

Merokok di atas truk.
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta/Files

VIVA.co.id - Perekonomian Indonesia diprediksi akan meningkat dan menjadi negara berpendapatan tinggi pada tahun 2045. Hal itu, karena adanya bonus demografik, atau banyaknya jumlah usia produktif dibanding usia non produktif yang harus ditanggung.

Namun, optimisme itu terancam, karena bahaya dari rokok. Hal tersebut, diungkapkan oleh Pengamat Ekonomi Emil Salim dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis 14 April 2016. 
 
Mantan ketua Dewan Pertimbangan Presiden itu mengatakan, saat ini, usia 15 hingga 19 menjadi puncak perokok di usai dini. Padahal, generasi muda tersebutlah yang akan menjadi penopang ekonomi dan sumber daya manusia di 2045.
 
"Prasyarat utama adalah generasi muda harus sehat jasmani dan rohani, bebas dari godaan korupsi materi dan adiktif drug rokok, nikotin ke narkoba," ujar Emil.
 
Agar betul-betul bisa memanfaatkan bonus demografik, lanjut Emil, generasi muda tahun 2.000-an harus cerdas menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, matematika, ilmu sosial, demi menghadapi tantangan pembangunan nasional dan global abad ke 21.
 
"Untuk itu, peran pemerintah dalam menekan peredaran rokok di kalangan pelajar dan pembatasan iklan rokok harus terus didukung," tambahnya.
 
Selain itu, Emil menyarankan, orangtua dan keluarga harus turut berperan melindungi anak-anak dari bahaya rokok. (asp)