Jadi Induk Holding BUMN Energi, Ini Tanggapan Pertamina
Rabu, 13 April 2016 - 17:54 WIB
Sumber :
- ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
VIVA.co.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno, menargetkan perusahaan induk (holding) BUMN energi terbentuk sebelum Lebaran tahun ini.
Rini mengatakan, PT Pertamina ditunjuk sebagai induk dari holding yang nantinya akan membawahi PT Perusahaan Gas Negara Tbk.
Menanggapi hal itu, Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto mengatakan, pihaknya siap dengan hal itu, lantaran Pertamina sudah dirancang menjadi induk perusahaan sejak setahun terakhir.
"Jadi, Pertamina tentu siap-siap saja, karena Pertamina kan sudah dirancang sebagai sebuah induk perusahaan dan setahun terakhir kami merancangnya sebagai holding," kata Dwi, di Gedung Pertamina Pusat, Jakarta, Rabu 13 April 2016.
Dia menjelaskan, hal tersebut dapat terwujud sebagaimana ditargetkan oleh Menteri BUMN Rini Soemarno.
Baca Juga :
Meski demikian, kata dia, tentu ada proses yang harus dilalui seperti persetujuan dari para pemegang saham.
"Kami harapkan, nanti pemegang saham menyetujui, PGN harus berkembang, itu kan punyanya publik. Jadi, kami harus mendorong pemegang saham PGN, maupun juga PT Pertamina Gas untuk memperoleh manfaat yang lebih besar. Karena itu, akan menciptakan pandangan orang terhadap investasi di Indonesia," kata dia.
Dwi mengungkapkan, sebenarnya praktik holding di tubuh perseroan sudah terjadi sejak di sektor hulu, di mana semua operasional dilakukan oleh anak usaha.
"Upstream kan semua operasionalnnya di anak usaha, kami ada Pertamina EP, ada Pertamina hulu energi, ada Pertamina internasional EP, dan sebagainya. Jadi, jika ada perusahaan lain yang akan digabungkan ke Pertamina enggak ada masalah," kata dia.
Dwi menambahkan, pihaknya mendorong kemungkinan untuk mensinergikan Pertamina Gas dengan PGN.
"Ya arahnya kan begini, bagaimana sinergi itu terbentuk. Jadi, ingat bahwa menggabungkan perusahaan, atau holding hanya alat untuk menuju sebuah cita-cita yaitu sinergi. Jadi, bagaimana mensinergikan Pertagas dan PGN itu yang menjadi target," kata dia. (asp)