Tiga Cara Investasi yang Bisa Bikin Bangkrut di Pasar Saham
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - Jika Anda ingin menyiapkan tabungan pensiun, investasi pasar saham adalah sarana yang terbaik. Sampai saat ini, belum ada imbal hasil investasi yang mengalahkan saham dalam jangka waktu panjang.
Memang, investasi saham bukan sama sekali tanpa risiko. Jika salah mengambil keputusan, seluruh uang Anda bisa lenyap dalam sekejap.
Berikut ini cara-cara keliru yang sebaiknya tidak diterapkan saat berinvestasi saham, seperti diungkapkan tiga investor saham dalam USA Today.
Matt Frankel
Pakar saham kelahiran Kolumbia ini mengatakan, banyak pemula yakin menjadi trader harian adalah cara terbaik untuk memperoleh banyak keuntungan. Padahal, ini 100 persen keliru. Sebab, pergerakan saham di pasar modal mustahil untuk diprediksi meskipun Anda sangat menguasai analisis teknikal.
Alasannya, terlalu banyak faktor yang bisa mempengaruhi pergerakan harga saham. Selain itu, broker-broker saham kelas kakap yang merupakan institusi besar punya peralatan yang jauh lebih cepat dan canggih dibandingkan yang Anda punya.
Alasan lain adalah biaya transaksi yang besar. Seperti kita ketahui, dalam tiap transaksi saham ada broker fee, yang jumlahnya bervariasi. Katakanlah setiap transaksi jual atau beli dipungut biaya Rp50 ribu untuk broker fee.
Jika Anda adalah seorang trader, Anda bisa melakukan dua kali transaksi sehari, yang artinya bisa mencapai 50 kali transaksi dalam sebulan.
Jika broker fee senilai Rp 50 ribu, maka biaya yang terpotong selama melakukan transaksi senilai Rp2,5 juta.
Baca juga: Lima Gaji Pelatih Sepakbola Tertinggi di Dunia Tahun 2016
Brian Feroldi
Penulis dan praktisi pasar saham ini mengatakan, salah satu cara terbaik untuk merugi di pasar saham adalah menggunakan instrumen leverage seperti option. Leverage adalah modal pinjaman dari broker yang bisa meningkatkan keuntungan bertransaksi seorang investor.
Namun, banyak pemula yang tidak sadar bahwa menggunakan instrumen ini juga bisa melipatgandakan kerugian.
Selena Maranjian
Mantan guru yang berinvestasi pasar saham sejak muda ini mengatakan, cara terburuk dalam berinvestasi saham adalah bermain-main dengan saham murah secara nominal. Padahal, saham, yang harganya bisa hanya senilai ratusan ratusan rupiah per lembar saham, ini mahal secara valuasi.
Selain itu, berinvestasi saham murah juga berisiko apalagi jika saham tersebut tidak likuid atau sedikit diperdagangkan. Bukanya untung, uang Anda justru bisa nyangkut dalam waktu yang tidak diketahui. (ase)