'Paket Jokowi' Jangan Sampai Sporadis, Pesan Kadin
Selasa, 5 April 2016 - 12:49 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - Pemerintah dalam beberapa bulan terakhir telah mengeluarkan setidaknya 11 paket kebijakan ekonomi untuk kembali menggairahkan perekonomian dalam negeri, di tengah masih adanya ketidakpastian global.
Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Rosan Perkasa Roeslani, mengingatkan agar pemerintah bisa membuat kerangka pikiran, serta tujuan yang jelas dari paket-paket tersebut. Jika tidak dibuat dengan arah tujuan yang jelas, maka dikhawatirkan insentif yang diberikan tidak tepat sasaran.
“Kalau tidak, sifatnya nanti justru sporadis. Kami melihat paket ini sudah bagus, tapi yang paling penting kerangka tujuannya,” ujar Rosan dalam acara pengukuhan dewan kepengurusan Kadin periode 2015-2020 di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Selasa 5 April 2016.
Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Rosan Perkasa Roeslani, mengingatkan agar pemerintah bisa membuat kerangka pikiran, serta tujuan yang jelas dari paket-paket tersebut. Jika tidak dibuat dengan arah tujuan yang jelas, maka dikhawatirkan insentif yang diberikan tidak tepat sasaran.
“Kalau tidak, sifatnya nanti justru sporadis. Kami melihat paket ini sudah bagus, tapi yang paling penting kerangka tujuannya,” ujar Rosan dalam acara pengukuhan dewan kepengurusan Kadin periode 2015-2020 di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Selasa 5 April 2016.
Rosan mengungkapkan, upaya untuk kembali menggeliatkan perekonomian dalam negeri adalah dengan cara menciptakan lapangan kerja. Dengan tersedianya lapangan kerja, maka angka kemiskinan pun akan menurun, roda ekonomi nasional pun bisa bergerak secara merata.
“Rakyat kita ada 250 juta, dan penciptaan lapangan kerja itu mutlak,” tegasnya.
Hal utama yang harus dilakukan, kata Rosan, adalah dengan meningkatkan taraf pendidikan masyarakat Indonesia. Menurutnya, di era globalisasi saat ini, masyarakat bisa dididik untuk menjadi generasi penerus bangsa, terutama di bidang ekonomi.
“Pembangunan infrastruktur tidak akan ada hasilnya apabila bangsa ini tidak punya kemampuan berfikir, bertindak, dan pemahaman industri yang kurang. Pendidikan itu menjadi skala prioritas yang diutamakan,” lanjut Rosan. (ren)