LSF Sosialisasikan Sensor Mandiri di Papua
- Anwar Sadath/VIVA
VIVA.co.id - Lembaga Sensor Film (LSF) Republik Indonesia, mengunjungi wilayah timur Indonesia, yakni Kota Sorong, Papua Barat. Kedatangan LSF kali ini dengan membawa sebuah misi, yaitu melakukan sosialisasi kebijakan Sensor Mandiri atau Self Censorship.
Dalam melakukan sosialisasi ini, Lembaga Sensor Film mengambil tema "Masyarakat Sensor Mandiri, Wujud Kepribadian Bangsa". Sosialisasi tersebut diadakan di Hotel Je Meridien, Kota Sorong, Papua Barat, Selasa 5 April 2016.
Sensor Mandiri mendorong masyarakat untuk aktif melakukan penyaringan media informasi dan hiburan terutama perfilman. Film yang menjadi tontonan harus diperhatikan masyarakat, sehingga batasan usia penonton yang ditetapkan oleh produsen film dan sudah melalui LSF dapat dipatuhi bersama.
Dalam menjalankan hal tersebut, Ketua Komisi 3 LSF, Mukhlis Paeni mengatakan, LSF tidak dapat berjalan sendiri. Tetapi, perlu juga melibatkan masyarakat. Itu sebabnya mengapa sensor mandiri sangat perlu untuk diketahui oleh masyarakat.
"Masyarakat harus bisa melakukan sensor mandiri. Karena apa yang masuk ke dalam diri kita itu, kita sendiri yang dapat menimbang. Apakah ini pantas untuk anak-anak ataukah tidak," kata Mukhlis.
Pada sosialisasi ini, hadir para peserta dari kalangan pelajar, mahasiswa, seniman Papua, dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Sorong. Sebagai narasumber, hadir dari Lembaga Sensor Film yaitu Arturo Gunapriatna dan juga Pollycarpus dari televisi lokal Cendrawasih Wiputra Mandiri (CWM). Sementara itu, sebagai moderator yaitu juru bicara Lembaga Sensor Film, Rommy Fibri.
Dalam sosialisasi ini, LSF mengadakan sesi tanya jawab dari para peserta kepada narasumber agar peserta yang hadir mengetahui lebih dalam tentang bagaimana cara untuk mengaplikasikan budaya sensor mandiri ini dalam kehidupan sehari-hari.