Ini Penjelasan PLN Soal Pemadaman Listrik di Nias

Ilustrasi Pemadaman Listrik
Sumber :
  • VIVAnews/Darmawan

VIVA.co.id - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyampaikan permohonan maafnya kepada masyarakat yang berada di Kabupaten Nias, Sumatera Utara, atas pemadaman listrik secara mendadak di wilayah tersebut beberapa waktu yang lalu.

Direktur Bisnis Regional Sumatera PLN, Amir Rosidin mengungkapkan, pemadaman listrik secara mendadak tersebut, karena dua pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dengan kapasitas 2x10 Megawatt yang berada di wilayah tersebut berhenti beroperasi secara mendadak.

Amir mengaku perseroan saat ini masih menunggak tagihan yang belum terbayarkan dari sang pemilik PLTD, yaitu American Power Rental (APR). Kedua PLTD itu memang saat ini berstatus kontrak sewa oleh perusahaan pelat merah tersebut.

"Ada tagihan yang belum terbayarkan, karena listrik yang dipakai PLN dari PLTD milik APR hanya 22 persen. Pemakaiannya hanya sedikit," ujar Amir, saat ditemui di Kantor Pusat PLN Jakarta, Senin 4 April 2016.

Tunggakan inilah yang pada akhirnya membuat APR selaku pemilik PLTD memberhentikan operasional secara mendadak, karena menolak perpanjangan kontrak sewa dengan PLN. Alasannya, perseroan harus terlebih dahulu melunasi tunggakan sebelumnya yang berada di kisaran Rp80 miliar-Rp90 miliar.

Padahal, sebelumnya, PLN telah melakukan pertemuan dengan musyawarah pimpinan daerah dan pemilik PLTD, untuk membuat kesepakatan perpanjangan kontrak sewa untuk satu tahun mendatang, sebelum masa kontrak berakhir pada 23 Maret 2016 lalu.

"Tiba-tiba dia (APR) tidak mau diperpanjang (kontraknya) secara mendadak," tegasnya.

Di samping itu, Amir melanjutkan, dalam klausul kontrak tersebut juga disebutkan bahwa pemilik PLTD tidak bisa semena-mena memberhentikan pengoperasian PLTD.

"Kami melihat ini, sama sekali tidak ada hubungannya (pemberhentian PLTD dan kontrak sewa). Ini sudah tindakan sewenang-wenang," ujar dia.

Bahkan, dia menduga, rencana ini memang sudah direncanakan sejak jauh-jauh hari. "Hari Jumat yang lalu, memang dimatikan secara manual. Kami cek pembangkitnya, ternyata alat kontrol sudah dicabut semua dan sudah tidak bisa dihidupkan lagi," katanya. (asp)