04-04-1979: Mantan PM Pakistan Dihukum Gantung
- tribune-intl.com
VIVA.co.id - Hari ini 37 tahun silam, Zulfikar Ali Bhutto, presiden Pakistan pada 1971-1973 dan Perdana Menteri Pakistan pada 1973-1977 serta ayah dari mendiang Benazir Bhutto, dieksekusi hukuman gantung di Rawalpindi, Punjab, Pakistan oleh Jenderal Zia ul-Haq.
Mengutip situs BBC, pendiri Partai Rakyat Pakistan ini dinyatakan bersalah atas pembunuhan beberapa politikus seperti Ahmed Reza Kasuri pada 1974, serta korupsi.
Meski tudingan itu dianggap mengada-ada dan menuai protes kalangan internasional.
Ali Bhutto adalah Perdana Menteri Pakistan pertama yang dipilih secara demokratis kelahiran Sindhi, India, yang kini merupakan wilayah Pakistan, 5 Januari 1928.
Bhutto pernah melanjutkan pendidikannya di Universitas Southern California Amerika Serikat pada 1947. Belakangan pindah ke Universitas California, Berkeley.
Periode 1972-1974, ia berani melakukan nasionalisasi perusahaan milik Inggris, Amerika Serikat dan beberapa negara Barat yang beroperasi di Pakistan. Tak hanya itu, Ali Bhutto juga melakukan reformasi agraria.
Sejak saat itu, terjadi perubahan politik dan ekonomi di Pakistan. Namun, musuh-musuh politik Ali Bhutto tidak menyukai kebijakannya dan menyiapkan rencana penggulingan.
Ali Bhutto pun bukannya tidak menyadari hal itu. Ia akhirnya mengangkat Zia menjadi kepala staf angkatan darat Pakistan, yang di kemudian hari diakuinya sebagai keputusan terburuk.
Zia merupakan kalangan militer garis keras dan dekat dengan Amerika Serikat. Setali tiga uang, niat Zia mengkudeta Ali Bhutto didukung penuh AS melalui tangan CIA. Pada 1977, Ali Bhutto resmi dikudeta dan dijebloskan ke penjara.
Selama dua tahun di dalam jeruji besi, keluarganya tidak diperkenankan bertemu. Ali Bhutto juga tak diperlakukan secara hormat hingga hari menjelang eksekusi.
Eksekusi ini membuat Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Kurt Waldheim menyatakan penyesalannya atas keputusan junta militer Pakistan.
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris James Callaghan, mengatakan penyesalan yang mendalam atas tragedi tersebut.