Inilah Penyumbang Inflasi Terbesar di Maret
- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVA.co.id – Badan Pusat Statistik melaporkan laju inflasi pada bulan Maret 2016 mencapai 0,19 persen. Lonjakan harga komoditas pangan, utamanya bawang merah, menjadi pemicu utama terjadinya inflasi.
Kepala BPS, Suryamin, mengungkapkan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran seperti kelompok bahan makanan yang menyumbang sebesar 0,69 persen.
"Terdiri dari kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,36 persen, kelompok sandang 0,55 persen, kelompok kesehatan 0,30 persen, dan kelompok pendidikan rekreasi dan olahraga 0,03 persen," kata Suryamin dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat 1 April 2016.
Sementara kelompok penyumbang deflasi, yaitu kelompok perusahaan air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,07 persen, dan kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan 0,22 persen.
Untuk kelompok pengeluaran yang memberikan andil terhadap inflasi, kelompok bahan makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,06 persen, kelompok sandang, 0,04 persen, dan kelompok kesehatan 0,01 persen.
"Sementara kelompok penyumbang deflasi, kelompok perumahan air, listrik, dan bahan bakar 0,02 persen, kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,04 persen. Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga menyumbang terhadap inflasi nasional," katanya.
Suryamin menjelaskan, beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Maret 2016 di antaranya adalah bawang merah yang mencapai 31,99 persen, dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,16 persen.
Diikuti dengan cabai merah yang melonjak sampai 20,37 persen, dengan andil sebesar 0,14 persen, cabai rawit sebesar 31,52 persen, dengan andil sebesar 0,05 persen, emas perhiasan sebesar 2,46 persen dengan andil 0,03 persen, dan bawang putih 8,46 persen dengan andil 0,02 persen.
Sementara penyumbang deflasi, dikontribusikan oleh daging ayam ras yang turun 9,18 persen, dengan andil terhadap inflasi 0,12 persen, telur ayam ras 9,08 persen, dengan andil 0,07 persen, tarif dasar listrik 1,16 persen, dengan andil 0,04 persen.
Kemudian beras sebesar 0,56 persen, dengan andil 0,03 persen, tarif angkutan umum sebesar 5,15 persen, dengan andil 0,03 persen, ikan segar sebesar 0,72 persen dengan andil 0,02 persen, kentang sebesar 8,93 persen dengan andil 0,02 persen, dan bensin jenis pertamax sebesar 0,56 persen, dengan andil 0,02 persen. (one)