Satwa-satwa Langka Tersisa di Sumatera Tampakkan Diri

Tapir Asia (Tapirus indicus) yang tertangkap kamera di dalam hutan kawasan Taman nasional Batang Gadis. Hewan langka ini telah dinyatakan punah sejak tahun 2002.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Batang Gadis National Park and Conservation International

VIVA.co.id – Seekor Tapir Asia (Tapirus indicus), satwa langka yang masuk dalam kategori kepunahan serius sejak 14 tahun silam tertangkap kamera di Taman Nasional Batang Gadis Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara.

Satwa langka yang hanya terdapat di Pulau Sumatera ini terlihat sehat dan cantik. Dengan warna tubuh khas hitam dan putih dan moncong panjang menyerupai Trenggiling, Tapir muda ini menjawab penasaran keberadaan hewan yang hanya aktif di malam hari tersebut.

Kemunculan Tapir ini berhasil diabadikan oleh lembaga Conservation International (CI) bersama resor Taman Nasional Batang Gadis. Dengan menggunakan kamera perangkap yang ditempatkan selama lebih dari 30 hari pada musim kering di kawasan hutan.

Pejabat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia Tachir Fathoni mengapresiasi kemunculan Tapir tersebut. Ia mengaku diperlukan perlindungan khusus untuk menjaga habitat Tapir.

“Kita perlu membangun forum khusus untuk mengembangkan strategi perlindungan Tapir, termasuk dalam mengembangkan Sanctuari untuk menjaga spesies yang penting ini,” ujar pria yang menjabat Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem ini.

Ketut Sarjana, Wakil Presiden Conservation International, menyebutkan riset yang mereka lakukan sesungguhnya tidak cuma menemukan Tapir saja di Taman Nasional Batang Gadis.

Namun juga spesies langka nan unik lain seperti,  Harimau Sumatera, Trenggiling, Anjing Liar Asia, Macan Dahan, Kucing Emas Sumatera dan burung endemik Sumatera yakni Burung Kuau Raja dan Sempidan Sumatera.

"Hasil studi ini membuktikan kawasan Taman Nasional Batang Gadis adalah surga yang penting bagi hewan-hewan unik di Indonesia, dan kami berharap hal ini akan memotivasi para pelaku pembangunan dalam menjaga dengan lebih baik kawasan yang sangat penting ini,” kata Ketut dalam siaran persnya, Kamis 31 Maret 2016.

Tapir Asia, diketahui hanya terdapat di Pulau Sumatera. Kerusakan hutan dan perburuan liar telah membuat hewan ini hilang dari peredaran selama belasan tahun.

Organisasi perlindungan satwa internasional atau International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) telah menempatkan Tapir dalam Appendix 1 CITES atau hewan terancam punah sejak tahun 2002.

Sebab populasi Tapir telah berkurang hampir 50 persen dari seluruh jangkauan. Dan diperkirakan dalam kurun waktu 30 tahun ke depan akan menjadi hilang jika tidak diantisipasi.