Hobbit Indonesia Punah Ketika Manusia Modern Datang

Arkeolog Indonesia Thomas Sutikna dan Professor Richard Roberts
Sumber :
  • The Age/University of Wollongong

VIVA.co.id – Nenek moyang manusia dengan ukuran pendek, yang disebut Hobbit, ternyata tidak hidup berdampingan dengan manusia modern. Malah eksistensinya menghilang seiring dengan datangnya manusia modern.

Ini merupakan temuan terbaru dari para ilmuwan yang meneliti keberadaan Hobbit atau Homo floresiensis. Menurut hasil analisis terbaru mereka, Hobbit menghilang sekitar 50.000 tahun lalu.

"Tahun itu bertepatan dengan mulai berdatangannya manusia dari Australia. Ini memperkuat teori bahwa manusia modern Homo sapiens memiliki peran penting dalam kepunahan Hobbit," ujar Profesor Arkeologi dan Geokronologi dari Griffith University, Maxime Aubert, seperti dikutip Fox News, Kamis, 31 Maret 2016.

Ditambahkan arkeolog asal Indonesia dari University of Wollongong, Thomas Sutikna, sisa tengkorak Hobbit diketahui berusia 60.000 tahun lalu. Namun, bukti keberadaan alat batu yang digunakannya masih teridentifikasi 50.000 hingga 190.000 tahun lalu. Setelah itu, tidak ada lagi jejak dari manusia pendek ini.

Temuan ini didapat setelah Maxime dan Thomas mengukur kandungan uranium dan thorium di dalam fosil Homo floresiensis. Dari sini maka didapatlah identifikasi usia yang membantah teori sebelumnya jika spesies manusia Hobbit punah sekitar 12.000 tahun lalu.

Penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Nature.

Fosil Homo floresiensis ditemukan di Pulau Flores, Indonesia pada 2003. Sejak saat itu muncul perdebatan, apakah fosil tersebut milik manusia purba yang belum teridentifikasi atau merupakan jenis manusia modern yang terpapar penyakit tertentu.

Hobbit hanya memiliki berat tidak lebih dari 25 kilogram dan tingginya tidak sampai 100 meter. Hal ini sangat aneh, mengingat Pulau Flores merupakan tempat tinggal Stegodon atau gajah purba yang telah punah. Teori lain menyebutkan jika Homo floresiensis mengecil karena kurangnya asupan gizi akibat terisolasi.