Sistem E-Banking Masih Rawan Dibobol

Ilustrasi hacker.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andry Arifin

VIVA.co.id – Sistem keamanan transaksi keuangan melalui jaringan online (e-banking) pada perbankan Indonesia dinilai masih rawan diretas oleh para pelaku kejahatan siber (cyber crime). Untuk itu, diupayakan agar keamanan pada perbankan terus ditingkatkan. 

Ketua Tim Koordinasi dan Mitigasi Bidang Ketahanan dan Keamanan Informasi Cyber Nasional, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Gildas Deograt Lumy mengatakan, kejahatan seperti itu tidak bisa diatur melainkan harus memperkuat strategi dari perbankan sendiri. 

"Kalau bicara kejahatan kan kita enggak bisa mengatur, kita harus bicara strategi keamanan di mana kita harus perkuat. Terkadang rasa aman membuat kita lengah. Untuk itu seharusnya secara substantif kondisi amannya ini yang perlu diperkuat," kata Gildas dalam diskusi di Kantor Otoritas Jasa Keuangan, Jakarta, Selasa, 29 Maret 2016. 

Ia menuturkan, bahwa phishing dan malware yang biasanya menyerang sistem komputer turut menyerang sistem perbankan di Indonesia. Menurut Gilda, hal itu sedang menjadi tren di negara seperti Australia dan Singapura. Oleh karena itu, Indonesia harus membuat sistem keamanan perbankan yang lebih kuat. 

"Tren barunya bukan lagi malware in the browser, tapi malware as a browser, seperti aplikasi di smartphone itu mudah sekali bagi hacker. Desember lalu terjadi di beberapa bank di Australia, lalu juga di bank-bank di Singapura," kata dia. 

Menurut Gildas, di Indonesia kejadian serupa pernah terjadi yaitu di salah satu bank swasta di mana akun nasabah berhasil diretas oleh para hacker. Menurutnya, perbankan harus hati-hati dengan penggunaan perangkat second yang sangat berpotensi diretas oleh hacker.

"Karena di Indonesia ada yang pakai barang-barang second. Attack teknik ini sudah pernah terjadi di bank Permata yang 240 account nasabahnya diambil itu kejadian awal di 2007 di 2006. Di Eropa ini sudah banyak, dan dalam waktu dekat akan sampai ke Indonesia. Kalau e-banking dibilang rawan, ya, kalau saya bilang sih gampang ngebobolnya."

(mus)