Pendidikan Karakter Bangsa untuk Hadapi MEA

Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid
Sumber :

VIVA.co.id – Indonesia mempunyai nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika untuk menghasilkan pendidikan yang membentuk generasi muda cerdas, berkarakter, dan berkepribadian.

"Kita mempunyai kemampuan karena memiliki pijakan Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika untuk menghadapi globalisasi (Masyarakat Ekonomi Asean/MEA) tanpa meninggalkan karakter," kata Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid dalam seminar di Ruang Seminar Pasca Sarjana Uhamka, Jakarta, Senin 28 Maret 2016.

Seminar bertema "Pendidikan sebagai Pilar Kekuatan Bangsa menghadapi MEA" diselenggarakan DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) bekerjasama dengan Pasca Sarjana Uhamka. Dalam seminar ini, Hidayat membawakan makalah "Pendidikan dan Pembinaan Karakter Bangsa Menuju Indonesia berkemajuan."

Menurut Hidayat, MPR concern dengan pendidikan karakter bangsa. MPR senantiasa mendorong agar semua tingkat pendidikan nasional memuat nilai-nilai Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kurikulum pendidikan nasional dan implementasinya sebagai tolok ukur pendidikan.

Hidayat menyebutkan Tap MPR No VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan. Dalam Tap itu disebutkan tentang visi pendidikan. "Pendidikan yang melahirkan sumber daya andal dan berakhlak mulia. Sumber daya manusia yang memiiki keimanan dan ketakwaan. Inilah pendidikan berkarakter," ujarnya.

Hidayat menambahkan pendidikan semacam itu akan menghasilkan manusia Indonesia yang unggul dan berkarakter. "Pendidikan unggul membuat manusia Indonesia berkarakter bukan manusia liberal, kapitalis, atheis, radikalis tapi memiliki keimanan dan ketaqwaan serta akhlak yang mulia," katanya.

Sementara pembicara lain, Direktur Pasca Sarjana Uhamka, Abdurrahman A. Ghani, juga berpendapat sama. Menghadapi MEA, manusia Indonesia harus memiliki prasyarat unggul agar mampu bersaing dengan negara lain.

"Indonesia harus meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memiliki daya saing, kualitas diri, kemampuan bahasa asing, serta penampilan (performance)," katanya.  (rin)