Bom Setan, Senjata Teroris Ledakan Brussels

Warga meletakkan bunga di area dekat stasiun metro maelbeek yang menjadi sasaran serangan, 22 Maret 2016.
Sumber :
  • Reuters/Francois Lenoir

VIVA.co.id – Para pelaku serangan di bandara Brussels disinyalir menggunakan bom berkekuatan tinggi, yang disebut Mother of Satan atau Induk Setan'. Keahlian ini diperoleh dari ahli bom ISIS di Eropa.

Dilansir melalui Daily Mail, Jumat, 25 Maret 2016, usai tragedi itu terjadi, polisi langsung menyisir rumah hunian para pelaku di distrik Schaerbeek, Brussels. Dalam kegiatan itu ditemukan bom berkekuatan super bernama triacetone triperoxide (TATP).

Dijelaskan pihak kepolisian setempat, peledak berbasis peroksida kerap disebut dengan nama 'induk setan'. Bentuknya serbuk berwarna putih dan berpotensi mengeluarkan ledakan dahsyat ketika dibuat dengan keahlian khusus.

"Satu gram dari peledak peroksida itu mampu meledakkan tangan seseorang. Jika dalam jumlah banyak maka bisa menghancurkan sebuah gedung," ujar kepolisian.

Pengamat terorisme di wilayah itu juga mengatakan jika bom setan itu paling diminati oleh para ekstremis di Eropa karena pembuatannya yang mudah dan cepat meledak. Campurannya pun sangat mudah didapat, yakni berupa hidrogen peroksida, yang kerap ditemukan di produk pemutih, dan acetone yang merupakan kandungan penghilang cat kuku.

"TATP bisa dibuat dengan senyawa yang banyak dijual di toko. Komposisi campurannya harus tepat, berupa acetone, air beroksigen dan sulfur, serta hydrochloric atau asam nitric. Acetone ditemukan di produk penghilang cat kuku sedangkan air beroksigen biasa ditemukan di produk pembasmi kuman. Campuran semua itu akan menciptakan bubuk seputih kristal dan membutuhkan detonator untuk memicunya meledak, menghasilkan ledakan yang besar yang berubah menjadi gas terbakar," jelas Jimmie Oxley, profesor kimia dari University of Rhode Island.

Menurut pengamat itu, bukanlah hal mengejutkan jika TATP tetap digunakan oleh para teroris karena tidak ada upaya dari penguasa untuk menjauhkan peralatan ini dari mereka.

Peledak itu diketahui juga relatif sulit terdeteksi oleh peralatan keamanan bandara karena senyawa utama yang dicari alat keamanan itu adalah nitrogen, bukan peroksida.

Pihak keamanan setempat mengatakan jika TATP juga digunakan oleh Richard Reid yang sempat gagal meledakkan bom di sepatunya pada kasus penerbangan trans-Atlantic di 2001. TATP juga digunakan oleh ekstremis ISIS pada 13 November lalu saat serangan di Paris.

Ledakan bom terjadi pada Selasa, 22 Maret 2016, di bandara Brussels, Belgia. Brahim el Bakraoui meledakkan dirinya dalam serangan di bandara internasional Zaventem. Serangan ini menewaskan 11 orang. Sementara Khalid meledakkan diri di stasiun metro Maelbeek menewaskan 20 orang. Sebuah laporan yang belum terkonfirmasi mengatakan salah satu penyerang adalah Najim Laachroui, seorang jihadis yang diyakini memiliki jaringan dengan pelaku serangan Paris, November lalu.

Kelompok militan ISIS mengaku sebagai pihak yang paling bertanggungjawab atas serangan tersebut.