Ekonomi RI Bisa Tumbuh 7 Persen di 2020, Ini Syaratnya
Rabu, 23 Maret 2016 - 12:43 WIB
Sumber :
- ANTARA/M Agung Rajasa
VIVA.co.id - Pemerintah terus berusaha melakukan reformasi struktural demi meningkatkan kembali perekonomian nasional. Melalui sejumlah paket yang diluncurkan, pemberian insentif yang diberikan diharapkan mampu mengoptimalisasi potensi yang selama ini terlewatkan.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengungkapkan, belanja infrastruktur yang meningkat pada tahun ini mampu menciptakan keyakinan bahwa pembangunan infrastruktur menjadi salah satu program prioritas pemerintah untuk menggenjot pertumbuhan.
Baca Juga :
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), belanja modal yang digelontorkan pemerintah pada tahun ini yaitu sebesar Rp313 triliun, di mana hampir 90 persennya diperuntukkan untuk belanja infrastruktur. Artinya, pemerintah siap menggelontorkan setidaknya Rp281,7 triliun untuk pembangunan.
"Pertumbuhan ekonomi bisa lebih tinggi, hanya dengan belanja pemerintah ini," ujar Perry dalam keynote speech peluncuran buku hasil kerja sama BI dan Asian Development Bank (ADB) 'Growth Diagnostic' di kantornya, Jakarta, Rabu 23 Maret 2016.
Menurut Perry, fokus pemerintah saat ini, adalah bagaimana mempercepat proyek pembangunan infrastruktur dalam negeri. Namun, hal ini harus diiringi dengan peningkatan sumber daya manusia yang mumpuni, maupun menarik minat investasi.
Dengan adanya keterlibatan investor, baik itu dari pihak swasta maupun luar negeri, implikasinya tentu akan sangat baik bagi pembangunan. Artinya, kas keuangan negara pun tidak akan terbebani terlalu dalam.
"Infrastruktur, investasi, dan sumber daya manusia harus bisa menjadi fokus. Tugas pemerintah setelahnya, bagaimana mempercepat pembangunan, serta program sosial yang ditargetkan," kata dia.
Jika hal tersebut bisa dilakukan dengan baik, yang bisa dilakukan adalah bagaimana menjaga laju inflasi sesuai dengan fundamentalnya. "Jadi, bagaimana menjaga biaya distribusi logistik bisa lebih rendah. Secara total, maka pertumbuhan bisa mendekati tujuh persen pada 2020," katanya. (asp)